Tekanan Neraca Dagang Hantui Pergerakan IHSG Kamis 16 April 2020
- VIVAnews/M Ali Wafa
VIVA – Indeks harga saham gabungan atau IHSG memerah di level 4.559 pada pembukaan perdagangan Kamis 16 April 2020. Posisi itu melemah 66 poin atau 1,44 persen, dibanding penutupan perdagangan Rabu 15 April 2020 di level 4.625.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menjelaskan, IHSG tertekan setelah data neraca perdagangan Indonesia mengalami pengurangan surplus dan berakhir di level US$740 juta pada bulan Maret 2020, dengan aktivitas ekspor minus 0,2 persen dan aktivitas impor minus 0,75 persen.
"Investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar 379,01 di semua papan perdagangan, meskipun rupiah ditutup menguat 0,45 persen ke level Rp15.575 per dolar AS," kata Lanjar dalam keterangan tertulisnya, Kamis 16 April 2020.
Lanjar menjelaskan, investor sepertinya kembali mengkhawatirkan kondisi perdagangan internasional, yang terkena dampak pandemi corona dan dapat mematikan beberapa sektor bisnis serta meningkatkan tingkat pengangguran.
Dia menilai, pesimisme investor terhadap kerusakan ekonomi virus berada pada level 'ekstrem', dengan posisi uang tunai tertinggi sejak serangan teroris 9/11, menurut survei Bank of America, menjadi faktor utamanya.
"Sehingga kami perkirakan, peluang IHSG bergerak kembali berfluktuatif cukup besar, dengan potensi mencoba menguat pada support resistance 4.562-4.800," ujarnya.
Secara teknikal, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji menjelaskan, berdasarkan rasio fibonacci, support pertama maupun kedua memiliki range pada level 4.569,16 hingga 4.443,63.
"Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 4.747,88 hingga 4.975,54," kata Nafan.
Berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI berada di area netral.
"Terlihat pola outside bar yang mengindikasikan adanya indecision, sehingga berpotensi menimbulkan sideways pada pergerakan IHSG," ujarnya.