Pekerja Seni asal Indonesia Mencoba Bertahan Hidup di Australia
Keterbatasan dan penyesuaian juga dilakukan pria asal Bali, Budi Bone, yang sudah sepuluh tahun belakangan menjadi musisi penuh waktu di Central Coast, New South Wales, Australia.
Sampai pertengahan Maret 2020, jadwal kegiatannya, baik sebagai pengisi acara reguler di cafe atau "wedding singer", penuh terisi.
Budi Bone yang kehilangan pendapatannya sejak bulan Maret 2020, tetapi masih optimistis bisa bekerja dengan metode lain.
Supplied: Budi Bone
"Tapi karena kondisi [pandemi] ini, event di minggu terakhir Maret terpaksa batal," ujar musisi beraliran latin blues ini.
"Sebenarnya sesuai kontrak awal, karena bukan saya yang membatalkan, uang deposit yang sudah dibayarkan hangus," kata Budi yang mensyaratkan pembayaran deposit 50 persen di muka.
Namun kliennya tetap meminta pengembalian uang deposit yang sudah dibayar.
"Ya mungkin kami sama-sama kesulitan uang. Saya sudah tawarkan apakah depositnya mau digunakan saja nanti kalau kondisi sudah normal, tapi mereka menolak," tutur Budi kepada Hellena Souisa dari ABC News.
Akhirnya demi menjaga hubungan baik dengan klien dan reputasi bisnis yang sejak 2010 dijalankannya, Budi mengembalikan uang deposit tersebut.
"Padahal saya juga nggak ada uang lagi waktu itu, bingung sekali rasanya. Saya sempat kalut juga, tapi untungnya kemudian ada pembayaran yang masuk dari klien yang lain."
Prihatin namun tetap bersyukur
Sebagai musisi penuh waktu, penghasilan Budi biasanya lebih dari cukup untuk menghidupinya dan kedua anaknya.
Budi menjelaskan, penghasilannya per jam kira-kira sekitar tiga sampai empat kali upah minimum pekerja tanpa keterampilan khusus, yang di Australia dikenal dengan istilah "unskilled".
Selain tampil solo, Budi Bone kerap tampil duo di bawah bendera 'Kuta Groove Party Band'.
Supplied: Budi Bone