Pekerja Seni asal Indonesia Mencoba Bertahan Hidup di Australia
Tetapi karena panggilan hatinya di bidang tarik suara, perempuan asal Jakarta ini memutuskan menjadi perawat "casual", supaya bisa lebih serius melakoni "ensemble" beraliran jazz "Nadira and Friends" yang dirintisnya sejak tahun 2014.
Sudah aktif menyanyi sejak di Indonesia, bagi Nadira menyanyi adalah panggilan jiwanya.
Supplied: Facebook Nadira and Friends
"Sejak tahun lalu karena aku bertambah sibuk urusan gig [penampilan musik], aku memang selalu mengutamakan gig karena itu passion-ku, singing is my passion, dan aku rencananya ke depan memang ingin mengutamakan [bidang] ini, makanya aku switched status perawatnya menjadi casual" kata Nadira.
"Sok dan berani-beraninya jadi casual, padahal tahu sendiri kan risikonya. Enggak dapet cuti tahunan, enggak ada cuti sakit," tambah Nadira setengah tertawa saat berbicara dengan Hellena Souisa dari ABC News.
Keputusan Nadira sepertinya cukup beralasan karena sejak tahun 2015, ia bisa melakukan rata-rata 35 penampilan musik per tahun.
"Memang enggak sama setiap bulan karena job lebih banyak saat musim panas. Tetapi angkanya rata-rata segitu," ucap Nadira.
Sambil menjalani pilihannya antara menyanyi dan merawat orang sakit, ia membagi hidupnya dengan tinggal di dua kota, yakni Melbourne dan Hobart, di Tasmania.
Pandemi menghilangkan sumber pemasukan terbesarnya
Nadira memahami betul konsekuensi pilihan yang ia ambil, termasuk di saat wabah corona memaksanya tinggal di rumah.
Semua jadwal penampilan musiknya, baik di Melbourne dan Hobart, dibatalkan.
"Sampai bulan Mei sudah batal. Jadwal bulan Juni belum [dibatalkan], sepertinya pihak venue masih mau melihat situasi, berharap di bulan Juni keadaan sudah berubah," kata Nadira.
Akibatnya, Nadira yang kini tinggal di Hobart kehilangan sumber pemasukan terbesarnya.
Setidaknya 70 persen dari pendapatan Nadira dihasilkannya dari menyanyi.
Supplied: Facebook Nadira and Friends