Lockdown Kota Wuhan Sudah Dicabut, Tapi Warga Tak Merayakan
Selama ini, Pemerintah China meminta agar media selalu menerbitkan berita "positif", seperti pasien yang sembuh atau tenaga medis yang digambarkan sebagai pahlawan.
Namun, bagi mereka yang berduka, seperti Liu Ning yang kehilangan adiknya yang adalah penyandang disabilitas, tentunya sulit untuk melanjutkan kehidupannya.
"Saya menerima panggilan tanggal 12 Februari lalu dari orang yang merawat adik saya. Ia mengabari bahwa adik saya meninggal tapi tidak diberitahu kenapa," kata Liu.
"Mereka hanya bilang kalau kedua paru-parunya ada masalah dan memberi waktu setengah jam bagi saya untuk melihat jasadnya, sebelum dibawa ke rumah duka untuk dikremasi."
Warga China mengenang keluarga dan teman-temannya yang meninggal akibat virus corona.
Reuters: Aly Song
Padahal tanggal 12 Februari penularan virus corona di kota Wuhan sedang dalam keadaan parah, daerah tempat tinggal Liu dalam status "lockdown", yang artinya ia tidak dapat mengatur rencana transportasi dalam waktu sesingkat itu.
"Rumah yang menampung adik saya tidak bisa mengirim almarhum ke rumah sakit karena tidak ada yang mau menerima dia," katanya.
Hal yang sama juga dirasakan ribuan keluarga di China yang kehilangan anggotanya karena virus corona atau terbatasnya akses ke rumah sakit.