Australia Ekspor Produk Segar Pakai Pesawat, Pulang Bawa Alat Medis
Salah seorang eskportir hasil laut di Australia Barat Brad Adams mengaku mengalami penurunan ekspor ketika Hong Kong, China dan Singapura menutup pasarnya. Sekitar 80 persen produknya dikirim ke luar negeri, dengan sisa 20 persen dijual di Australia.
Sebelum krisis virus terjadi, perusahaannya Ocean Grown Abalone memiliki pasar bernilai $30 juta (sekitar Rp 300 miliar) namun sekarang hanya tinggal 50 persen saja. Dia mengatakan bantuan penerbangan dari pemerintah tidak akan menyelesaikan masalah keuangan perusahaannya, namun sangat membantu.
"Pasar di Australia sudah tidak ada lagi, karena tidak ada restoran yang buka," katanya. "Di luar negeri, jelas permintaan tidak seperti dulu, namun paling tidak kami bisa mengirim ke sana."
Adams mengatakan dengan pembatasan pergerakan orang di China mulai dilonggarkan, dia sudah mulai menerima permintaan pengiriman dari pembeli. Namun karena tidak adanya penerbangan komersial dari dan ke Australia, dia tidak bisa melakukan pengiriman.
Sementara itu Jennie Franceschi, eksportir buah dan sayur, mengaku dalam empat minggu terakhir, bisnis ekspornya sudah hampir lumpuh. Dia memperkirakan situasi masih akan tetap buruk selama beberapa bulan mendatang, dan menilai bantuan pemerintah ini penting untuk mempertahankan pasar yang sudah dimilikinya.
"Dengan mempertahankan eskpor Australia di pasar luar negeri, kita masih bisa menunjukkan keberadaan Australia di negara-negara tersebut." katanya."Karena kalau negara lain masuk, dan kemudian kita baru berusaha mengambil kembali pasar tersebut, tentunya akan sulit," paparnya.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini