Logo BBC

Wabah Corona: Lockdown di India Berubah Jadi Tragedi Kemanusiaan

Saat krisis memburuk, pemerintah tingkat daerah bergegas untuk mengatur transportasi, tempat tinggal dan makanan.

Kajodi Devi
SALIK AHMED/OUTLOOK
Kajodi Devi, usia 90 tahun, berjalan kaki dari Delhi menuju kampung halamannya.

Namun, upaya memindahkan mereka ke desa masing-masing seketika berubah menjadi bagaikan sebuah mimpi buruk. Ratusan ribu pekerja berdesakan di terminal bus utama di Delhi saat bus satu per satu datang untuk menjemput mereka.

Ketua Menteri Delhi, Arvind Kejriwa, memohon kepada para pekerja untuk tidak meninggalkan ibu kota. Dia meminta mereka untuk "menetap di mana pun Anda berada, karena dalam kerumunan, Anda juga berisiko terinfeksi virus corona."

Ia mengatakan pemerintah akan membayar biaya tempat tinggal mereka, dan juga mengumumkan pembukaan 568 pusat-pusat pembagian makanan di ibu kota.

Perdana Menteri Narendra Modi tengah minta maaf atas penutupan "yang telah menciptakan kesulitan dalam hidup Anda, teruma bagi orang-orang miskin", dan menambahkan "langkah-langkah tegas diperlukan untuk memenangkan pertempuran ini."

Apapun alasannya, Modi dan pemerintah tampak ceroboh akibat tidak mengantisipasi eksodus ini.

Modi tengah sangat responsif terhadap perjuangan pekerja migran India yang berada di luar negeri: ratusan dari mereka dibawa pulang dengan sejumlah penerbangan khusus. Namun, perjuangan para pekerja yang berada di tanah air tampak kontras.

"Keinginan untuk pulang dalam keadaan krisis merupakan hal yang normal. Jika murid, pelancong, peziarah yang terjebak di luar neger ingin kembali, begitu pula para pekerja di kota-kota besar. Mereka ingin pulang ke desa mereka. Kita tidak bisa membawa sebagian mereka dengan pesawat, sementara membiarkan sebagian lain jalan kaki pulang," kata Shekhar Gupta, pendiri dan redaktur The Print, dalam sebuah cuitan.

Migrant woman with a baby wearing a face mask as a preventive measure, at Anand vihar bus terminal during the nationwide lock down
Getty Images
Memang ada banyak preseden terkait pekerja migran yang meninggalkan kota saat krisis.