India Lockdown, Kaum Miskin: Kelaparan akan Bunuh Kami Lebih Dulu
Pemerintah India telah menerapkan lockdown guna menghentikan laju penyebaran virus corona. Seluruh warga diminta untuk berada di dalam rumah, namun bagi kaum miskin langkah ini bukanlah pilihan. Wartawan BBC, Vikas Pandey, mencari tahu bagaimana mereka bertahan hidup di tengah lockdown.
Suasana Labour Chowk di Noida biasanya riuh oleh suara ratusan orang yang mencari kerja sebagai tukang bangunan.
Persimpangan kecil di kawasan pinggiran Delhi itu merupakan tempat para kontraktor mencari tukang-tukang.
Namun, daerah itu sangat sepi ketika saya ke sana pada Minggu (22/03)—sebelum lockdown diterapkan. Sedemikian sunyinya, tidak bisa dibayangkan bunyi kicau burung bisa didengar di kawasan yang sehari-hari begitu sibuk.
Nyatanya, kicauan burung memang ada dan saya hampir tidak percaya bisa mendengarnya.
Di tengah kesunyian, sekelompok pria tampak berkerumun di suatu sudut.
Saya menghampiri mereka dan bertanya, dari jarak yang aman, apakah mereka tahu bakal ada perintah karantina.
Ramesh Kumar, dari Distrik Banda di Negara Bagian Uttar Pradesh, mengaku paham "tidak akan ada orang yang memperkerjakan kami, tapi kami masih mencari peluang."
"Saya mendapat 600 rupee (sekitar Rp127.000) setiap hari dan saya harus memberi makan lima orang. Kami akan kehabisan makanan dalam beberapa hari. Saya tahu risiko virus corona, tapi saya tidak bisa melihat anak saya kelaparan," paparnya.