Peningkatan Kasus Corona Jadi Sentimen Negatif IHSG

IHSG
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memerah di level 3.983 pada pembukaan perdagangan Selasa 24 Maret 2020. Posisi itu melemah 6 poin atau 0,16 persen, dibanding penutupan perdagangan Senin 23 Maret 2020 di level 3.989.

BEI Cetak Laba Bersih Rp 578,67 Miliar di 2023

Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi memprediksi, IHSG masih berpotensi melanjutkan pelemahan, setelah anjlok 4,90 persen pada perdagangan kemarin.

"Hal itu memberikan sinyal bahwa investor domestik kembali menjual saham tanpa rasional atau 'panic selling'," kata Lanjar dalam keterangan tertulisnya, Selasa 24 Maret 2020.

Gelar RUPST, BEI Tetapkan Jajaran Komisaris Periode 2024-2028

Dia menjelaskan, 'panic selling' itu terjadi setelah terjadi peningkatan kasus pandemik, meskipun pemerintah telah berupaya mendatangkan rapid test kit dan obat yang dipakai China untuk memberantas virus Corona.

"Sehingga kami perkirakan IHSG masih berpeluang melemah, menguji support selanjutnya dengan rentang pergerakan 3.770 sampai 4.000," ujarnya.

BEI Setujui Bentoel Hengkang dari Pasar Modal Indonesia

Secara teknikal, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji menjelaskan, support pertama maupun kedua memiliki kisaran 3.930,93 hingga 3.837,74.

Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki kisaran 4.238,26 hingga 4.408,80. Berdasarkan indikator, MACD masih negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI sudah oversold atau jenuh jual.

"Meskipun demikian, terlihat pola black opening marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi bearish continuation pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju ke area support," ujarnya.

Ilustrasi investor pasar modal.

Ini Kata BEI soal Emiten yang Untung tapi Masih Absen Bagi Dividen

Direktur Pengawasan Transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI) Kristian Manulang bicara soal fenomena emiten yang untung, namun tidak memabagikan dividen.

img_title
VIVA.co.id
10 Juli 2024