Wabah Corona: Nasib WNI di Australia yang Kehilangan Pekerjaan
"Teman-teman sejawat yang kerja di bidang perhotelan lagi susah cari kerja juga. Banyak yang di "lay-off" [atau diberhentikan]. Banyak bisnis tutup karena rugi."
Leon mengaku ia sudah mulai mencoba melamar pekerjaan lain, termasuk lowongan di supermarket yang banyak mencari orang.
Koleksi pribadi
Hal yang sama juga dialami Jane Esther, seorang mahasiswi diploma di jurusan Ilmu Memasak Komersial dan Manajemen Perhotelan.
Jane sebelumnya bekerja di sebuah restoran, sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar tiga minggu lalu.
"Kepala koki membuat jadwal sampai tiga minggu ke depan, dan yang saya lihat jadwal kerja saya dari semula 30 jam atau 40 jam tiba-tiba hanya tinggal 10 jam," kata Jane.
"Sebenarnya saya tidak diharuskan keluar dari tempat itu, tapi penghasilan dari jadwal kerja 10 jam tidak akan mencukupi. Dan sebagai seorang siswa, uang sekolah juga tetap berjalan," kata Jane yang mengaku membayar uang sekolahnya sendiri.
"Jadi saya mencari pekerjaan lain untuk minimal bisa mendapatkan 20 jam kerja."
Hari Minggu kemarin (22/03), Jane menerima kabar jika restoran tempatnya bekerja dulu akan tutup sementara mulai hari Senin, untuk mendorong upaya "social distancing".
Seperti halnya Leon, ia kini dalam proses melamar pekerjaan supermarket yang sedang membuka lowongan besar-besaran bagi mahasiswa internasional.
Jatah sewa satu bulan lenyap