Cara Umat Beragama asal Indonesia Beribadah Saat Wabah Corona
Supplied
"Kemarin Minggu itu saya pinjam salah satu [ruang] kantor gereja untuk duduk sendiri menghadap laptop. Satu-satunya wajah yang saya lihat adalah wajah sendiri," tutur Pendeta Christian.
"Yang saya rasakan sangat kehilangan, dan sekali lagi ini perasaan hampir seluruh jemaat kami, adalah aspek kehadiran satu sama lain."
Menurut Christian, aspek kehadiran fisik di ruang ibadah sudah menjadi faktor yang penting bagi umat Kristen, meski secara teologis gereja tidak identik dengan bangunan gedung atau ruang ibadah.
"Gereja lebih identik dengan orang Kristen yang berkumpul untuk bersama-sama belajar menjadi semakin seperti Kristus."
Kezia Wiajaya, salah satu jemaat ICC yang mengikuti kebaktian online merasa cukup puas dengan metode ibadah ini meski tidak ideal.
"Menurutku ya seperti ibadah biasa. Mungkin yang mengganggu adalah kalau tiba-tiba koneksi tersendat."
"Selain itu biasanya di ibadah face-to-face ada worship untuk mempersiapkan hati. Kali ini harus worship sendiri di rumah sebelum ibadah," ujar Kezia yang pertama kali ikut ibadah online.
Kezia Wijaya baru pertama kali mengalami ibadah online dan bersyukur masih bisa beribadah dalam keterbatasan.
Supplied: Kezia Wijaya
"Sebagai jemaat menurutku memang ada bagusnya ibadah online karena bisa mencegah penularan virusnya, dan aku menghargai gereja-gereja yang memberi opsi ini."
Ia berharap keputusan ibadah online juga bisa membantu upaya "social distancing" yang diterapkan Pemerintah Australia.