Angka Kematian Akibat Corona di Italia Tertinggi Lampaui China
Conte mendapat dukungan yang luar biasa dari orang-orang Italia akibat kebijakan karantina wilayah atau lockdown, meskipun tidak sedrastis karantina Cina di provinsi Hubei, yang nampaknya tidak cocok untuk demokrasi Barat.
Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan dalam surat kabar harian Italia, La Repubblica, menemukan bahwa 47 persen orang yang disurvei melihat penutupan di sektor bisnis dan semua sekolah serta lembaga publik sebagai hal yang positif. Sementara 47 persen lainnya memandang penutupan dan pembatasan di Italia sebagai hal yang "sangat positif" dan hanya empat persen yang mengatakan mereka menentang.
Beberapa tindakan ketat yang diinstruksikan Conte, seperti penutupan semua toko kecuali toko kelontong dan apotek, dijadwalkan berakhir Rabu depan. Conte bersikeras bahwa semua tindakan pencegahan penyebaran virus corona tidak bisa dihindari.
Dia mengatakan tidak ada pembatasan baru yang akan diterapkan tapi memperingatkan warganya: "Jika larangan kami tidak dihormati, kami akan bertindak."
Dengan demikian sekolah tidak mungkin dibuka kembali pada 3 April dan orang tua yang bekerja harus menemukan cara untuk menjaga anak-anak mereka saat bekerja dari rumah selama beberapa minggu atau beberapa bulan ke depan.
Ekonomi yang terpuruk
Italia mengenakan denda sebesar 206 euro atau sekitar 3,6 juta rupiah bagi siapa pun yang ditemukan berkeliaran di jalanan tanpa alasan yang sah, seperti berbelanja bahan makanan atau pergi ke dan dari tempat kerja.
Polisi di Roma mengulangi instruksi secara berkala lewat alat pengeras suara agar semua orang "tinggal di rumah dan menjaga jarak" satu sama lain.