Logo BBC

Ingin Tes Covid-19 di RS Rujukan Pemerintah, Kok Tidak Diperiksa?

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah di Denpasar, Bali, mengklaim tidak wajib melakukan uji kesehatan secara rinci, dari tes darah, rontgen, hingga tes swab terhadap setiap orang yang datang dan cemas terjangkit virus corona.

Dewa Ketut Krisna adalah juru bicara RSUD Sanglah.

"Pasien pasti akan menjalani triase, ditanya apakah punya riwayat kesehatan tertentu. Nanti keluar keputusan, apakah dia pasien dalam pengawasan atau dalam pamantauan," ujarnya via telepon.

"Tahap triase atau wawancara, pasien ditanyai identitasnya dan riwayatnya. Konsultasi itu sudah termasuk pemeriksaan. Kalau ada indikasi terkena virus baru diperiksa, bukan setiap orang datang diperiksa," kata Dewa.

Lantas bagaimana tata cara penanganan resmi rumah sakit rujukan terhadap masyarakat dalam persoalan virus corona?

Juru bicara pemerintah untuk virus corona, Achmad Yurianto, menyebut kesiapan 24 jam rumah sakit rujukan hanya ditujukan untuk pasien kasus Covid-19 yang datang disertai rujukan dari dokter atau fasilitas kesehatan lain.

"Rumah sakit rujukan tidak pernah menutup pintu dalam 24 jam untuk menerima pasien rujukan. Masalahnya ini bukan pasien rujukan, tapi tiba-tiba datang," kata Yurianto kepada pers di Jakarta, Senin sore (16/03).

"Tentu kami akan beri layanan untuk pasien nonrujukan, tapi terbatas untuk konsultasi. Kalau tidak ada kedaruratan, IGD pasti bertanya. Kalau ada kedaruratan, IGD pasti akan menerima," ujarnya.