Ingin Tes Covid-19 di RS Rujukan Pemerintah, Kok Tidak Diperiksa?
Namun, kata Intan, bukan kepastian kondisi kesehatan yang ia dapatkan. Ia justru disarankan petugas medis di instalasi gawat darurat untuk mengkarantina diri di rumah selama 14 hari.
"Dari awal sampai, saya sudah ditanyai petugas, dicek suhu tubuh dan ditanyai kepentingan saya datang. Itu di depan pos, di depan pagar rumah sakit," kata Intan, Senin (16/03).
"Saya bilang mau cek karena masuk lingkungan menteri. Lalu saya dirujuk ke IGD. Di sana, saya menunggu agak lama karena banyak orang."
"Belum disuruh duduk, saya sudah ditanyai petugas. Saya ceritakan riwayat dan disuruh kantor untuk mengecek kesehatan. Mereka bilang, kalau tidak ada gejala apapun tidak perlu dicek."
Intan berkata, kecemasan terhadap potensi tertular virus corona belum hilang. Namun ia mengaku tak punya pilihan lain, kecuali menuruti saran petugas IGD tersebut.
"Saya berharap, datang ke sana minimal dicek, dipantau suhu, ditanyai seberapa dekat dan intens bertemu orang yang positif Covid-19. Saya pikir harus ada pengecekan atau minimal pendataan orang yang datang ke IGD," kata Intan.
Per 16 Maret, pukul 17.30 WIB, jumlah orang yang positif terjangkit virus corona berjumlah 134. Mereka tersebar di belasan kota, antara lain Jakarta, Depok, Bekasi, Solo, Manado, Yogyakarta, dan Pontianak.
Sebanyak 134 rumah sakit rujukan ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk menggelar penanganan khusus pada pasien terdampak virus ini.