Laba Bersih 2019 Tergerus, BTN Cuma Bagi Dividen Rp20,9 Miliar

Konferensi pers BTN usai RUPST untuk tahun buku 2019.
Sumber :
  • Dok. BTN

VIVA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BTN untuk tahun buku 2019 menyepakati pembagian saham sebesar 10 persen dari laba bersih tahun 2019. Laba  bersih tahun 2019 sendiri tercatat sebesar Rp209 miliar atau menurun dari tahun 2018 yang sebesar Rp2,8 triliun.

Adaro Energy Bakal Tebar Tambahan Dividen Tunai hingga Rp 41,5 Triliun

Dengan demikian, dana yang dialokasikan untuk dividen sebesar 10 persen itu senilai Rp20,92 miliar. Artinya, dividen per lembar saham sebesar Rp1,98 sementara laba per saham sebesar Rp19,76.

Dari jumlah laba yang dialokasikan untuk dividen, yang akan disetor ke pemegang saham mayoritas atau Pemerintah adalah sebesar Rp12,55 miliar. Sementara 90 persen dari sisa laba bersih akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.

Erick Thohir Pede Target Setoran Dividen BUMN Rp 90 Triliun Tahun Ini Tercapai

Meski begitu kondisinya, pihak manajemen BTN masih optimistis bisnis Perseroan pada tahun 2020 sesuai jalur dengan target capaian laba hingga Rp3 triliun. 

“Landasan kerja kami pada tahun 2020 adalah menetapkan arah kebijakan perseroan yaitu fokus pada perbaikan kualitas bisnis,” kata Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury dikutip dari keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis 12 Maret 2020.

Salurkan Kredit Rp 1.590 Triliun, Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 42 Triliun di Kuartal III-2024

Untuk memperbaiki kualitas bisnis, dia menyebut pihaknya memasang pondasi yang kuat khususnya dalam penerapan pedoman Standar Akuntasi 71 (PSAK 71) dengan meningkatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Sehingga Perseroan memiliki pencadangan yang lebih kuat dalam mengantisipasi potensi kerugian atas aset keuangan yang dimiliki.  

Alhasil, Per Februari 2020, coverage ratio Bank BTN mencapai lebih dari 100 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 43,42 persen. Peningkatan CKPN ini disebut mejadi faktor yang menggerus Laba tahun 2019.

“Adanya PSAK 71 juga akan mendorong perseroan untuk lebih prudent dalam pemberian kredit, sehingga kualitas kredit akan menjadi lebih baik,” kata Pahala.

Menapaki tahun 2020, Perseroan menetapkan beberapa target kinerja, yaitu aset ditargetkan meningkat 6-8 persen. Sementara kredit dan pembiayaan tetap tumbuh sebesar 8-10 persen dengan penopang utama adalah kredit pemilikan rumah atau KPR.

“Permintaan rumah masih cukup tinggi, dan hal ini didukung pemerintah yang akan menambah subsidi ke sektor perumahan dalam bentuk Subsidi Selisih Bunga atau SSB, Bank BTN juga akan mengoptimalkan KPR Non subsidi khususnya segmen milenial dan urban dan mengembangkan personal loan dengan penjualan produk secara bundling antara kredit dan tabungan seperti contohnya BTN Solusi yang baru kami rilis,” kata Pahala.

Pahala pun menyambut baik inisiatif Pemerintah dalam memberikan stimulus khususnya pada sektor perumahan di tengah perlambatan ekonomi nasional yang terdampak virus Covid-19 di Indonesia. 

“Ini merupakan dukungan positif Pemerintah terhadap sektor perumahan yang berdampak  pada 172 industri terkait pembangunan perumahan, semoga ini menjadi angin segar bagi industri pembiayaan perumahan sekaligus mendorong semangat para pelaku industri properti untuk membangun rumah dalam rangka mendukung Program Sejuta Rumah,” tegas Pahala.

Pemasaran produk bundling membuat Bank dengan kode saham BBTN ini menargetkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13-15 persen didorong kenaikan porsi dana murah dari giro dan tabungan. Sedangkan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan ditargetkan membaik di kisaran 3,5 persen dengan memperbaiki proses inisiasi kredit dan collection management system dan optimalisasi situs lelang rumah yaitu www.rumahmurahbtn.co.id.
 
“Meskipun laba tahun lalu turun tajam, tahun ini kami optimistis laba Bank Tabungan bisa menembus Rp2,5 triliun- Rp 3 triliun dengan menurunkan cost of fund atau biaya dana menjadi 5,27 persen dan mendorong fee based income  tumbuh di atas 17 persen  dibandingkan tahun lalu, kita juga akan mengupayakan penurunan biaya umum dan sebagainya ,” kata Pahala.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya