Strategi Pertamina EP Jaga Laba di Tengah Anjloknya Harga Minyak

Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf.
Sumber :
  • Dok. Pertamina EP

VIVA – PT Pertamina EP, kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS di bawah pengawasan SKK Migas, berkomitmen dan konsisten meningkatkan produksi minyak dan gas bumi. Pertamina EP atau PEP juga mendukung pencapaian 1 juta barel minyak pada 2030 yang menjadi visi SKK Migas di tengah tren penurunan harga minyak global.

Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar di Istora Senayan

Selain itu, PEP proyeksikan pada 2020 produksi minyak rata-rata 85 ribu Barel Oil Per Day (BOPD). Hal itu berasal dari PEP Asset 5 sebesar 18.478 BOPD, PEP Asset 2 sebesar 17.985 BOPD, PEP Asset 4 sebesar 16.403 BOPD, serta PEP Asset 1 sebesar 14.624 BOPD dan PEP Asset 3 sebanyak 13.656 BOPD, serta Business Partnership 3.853 BOPD. 

Sedangkan untuk gas diproyeksikan sebanyak 932 MMSCFD. Target produksi itu berasal dari PEP Asset 2 sebesar 362 MMSCFD, PEP Asset 3 sebesr 279 MMSCFD, PEP ASSET 4 sebear 170 MMSCFD, dan PEP Asset 1 sebesar 90 MMSCFD. Sisanya berasal dari PEP Asset 5 sebesar 16 MMSCFD dan Business Partnership 15 MMSCFD.

Yayasan Kesehatan Bangun Ekosistem Layanan Berkelanjutan Lewat Digitalisasi

Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf, mengatakan dalam rapat bersama Deputi Perencanaan SKK Migas dan Kementerian ESDM, dalam mengejar target pihaknya menyampaikan akan fokus melaksanakan work program dan budget (WP&B).

Menurut dia, fokus dari pelaksanaan WP&B itu akan dieksekusi dengan beberapa catatan yaitu lebih consern dan perhatian lebih terhadap cost. Sebab, kondisi perekonomian dunia saat ini sulit sehingga harga minyak ikut tertekan. 

Toyota Hadirkan Sedan Crown Hybrid di GJAW 2024

Seperti diketahui, pada perdagangan Selasa 10 Maret 2020 lalu, harga minyak WTI sempat menembus US$27,2 per dolar, lalu pada Rabu 11 Maret 2020 harga WTI naik lagi menjadi US$35,43 per barel dan Brent US$38,6 per barel.

"Tren harga minyak belum bisa ditentukan, kondisi ini diperparah dengan wabah virus Corona yang terdampak ke sejumlah negara. Namun, harga minyak saya optimis nantinya akan naik lagi," jelas Nanang kepada media, Kamis 12 Maret 2020.

Ia menuturkan, dengan kondisi tersebut sebetulnya bisa menjadi momentum yang menantang bagi industri hulu migas. Dalam kondisi tersebut, PEP dan KKKS diuji dengan kondisi supaya tetap bertahan.

“Strateginya adalah tetap utamakan keselamatan kerja plus cost effectiveness, baru yang lainnya,” ujar dia. 

Nanang optimistis PEP bisa melalui masa sulit akibat penurunan harga minyak dunia yang terjadi dengan sangat cepat dalam beberapa hari terakhir. Apalagi PEP memiliki pengalaman operasi di tengah rendahnya harga minyak.

Adapun strategi itu yaitu meminta para FM dan GM sebagai perpanjangan tangan manajemen PEP untuk melakukan efisiensi beberapa program yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan operasi produksi. 

PEP juga menjalankan WP&B dengan pelaksanaan seefektif mungkin. Tidak ada pembatasan biaya sepanjang setiap biaya yang dikeluarkan berdampak pada peningkatan kinerja, produksi, cadangan, HSSE, dan sebagainya. 

“Hal-Hal yang tidak berhubungan dengan produksi dan peningkatan cadangan dan sebagainya, ya kita tidak lakukan,” ujarnya.

Ilustrasi SPBU

Kenapa SPBU Asing Kesulitan Bertahan di Indonesia? Ini Penyebabnya!

SPBU asing menghadapi tantangan besar di Indonesia, mulai dari infrastruktur hingga persaingan ketat dengan pemain lokal. Simak alasan dan strategi untuk tetap bertahan.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024