Logo BBC

Kisah Berlian Banjarmasin di Belanda, Pusaka Jarahan Perang

Sultan Adam, salah satu pemimpin Kesultanan Banjar. - LEIDEN UNIVERSITY LIBRARIES KITLV 36A143
Sultan Adam, salah satu pemimpin Kesultanan Banjar. - LEIDEN UNIVERSITY LIBRARIES KITLV 36A143
Sumber :
  • bbc

"Saya rasa banyak yang terbunuh. Dalam buku sejarah Belanda disebut sebagai Perang Banjarmasin. Jadi di balik berlian indah yang berkilau ini ada cerita perang...saksi sejarah gelap...Di sisi lain penting pula untuk menekankan apa artinya bagi Sultan Banjarmasin, tempat asal berlian ini," tambahnya.

Harm mengatakan riset terkait berlian dan artefak-artefak Indonesia lain masih berlangsung, termasuk melibatkan kurator dari Indonesia. Namun ia menyebutkan urusan penyerahan kembali ke Indonesia akan diputuskan pemerintah.

Tetapi sejarawan Caroline Drieenhuizen menyebut peninggalan bersejarah ini - seperti halnya keris Pangeran Diponegoro perlu dikembalikan.

"Kita harus tahu seluruh cerita di balik ini dan tidak tepat berlian ini ada di museum di sini. Berlian diambil secara paksa, dan saya rasa harus dikembalikan," kata Caroline.


"Itu hak kami dan kami ingin itu kembali"

Kesultanan Banjarmasin, yang kembali didirikan di tahun 2010 di bawah pimpinan Khairul Saleh, mantan bupati Banjar yang kini menjabat sebagai anggota DPR, mengklaim sudah pernah meminta Belanda mengembalikan berlian itu.

Kesultanan itu sendiri tidak didirikan sebagai simbol kekuasaan, namun sebagai upaya melestarikan kebudayaan Banjarmasin.

Ahmad Fikri Hadin, perwakilan dan kerabat Kesultanan Banjar yang diberi gelar `Datuk`, mengatakan kesultanan pernah melakukan lobi ke museum di Belanda untuk pengembalian berlian juga barang-barang bersejarah lainnya ke kesultanan Banjar.

Namun, kata Ahmad, permintaan itu belum dikabulkan karena saat ini secara resmi Kesultanan Banjar, sebagai pusat kekuasaan, sudah tidak ada.

"Itu tidak bisa karena dulu itu adalah milik kesultanan Banjar yang mana statusnya adalah sebuah negara. Sementara kan sekarang ini negara Banjar sudah tidak ada lagi," ujar Ahmad.

Upaya surat-menyurat, menurut keterangan pihak kesultanan juga sudah pernah dilakukan tapi tidak membuahkan hasil.

Namun, menurutnya, berlian itu tetap harus dikembalikan ke Banjar karena benda itu bisa menggambarkan kejayaan tanah itu di masa lalu.

"Mungkin kalau kita gali lagi tanah di sini, jarang sekali menemukan (intan seperti) itu. Jadi kepemilikan itu salah satu tanda kemakmuran dari kesultanan Banjar tempo dulu. Jadi betapa wah nya saat bagaimana utusan Belanda pada pertama kali mendatangi kesultanan Banjar melihat kemewahan-kemewahan yang ada di kesultanan Banjar," kata Ahmad.

"Bukan mewah untuk riya atau menunjukkan kesombongan. Tapi memang tanah-tanah yang ada di wilayah kesultanan Banjar menghasilkan kekayaan alam yang sangat banyak."