Wabah Corona: Kisah WNI di Italia Ikut Dikaratina
- dw
Mengenai persediaan makanan, pemerintah Italia telah menekankan bahwa kebutuhan bahan makanan dan kebutuhan utama tetap akan dipasok ke supermarket-supermarket, sehingga masyarakat tidak terlihat berbondong bondong memenuhi supermarket dan memborong semua barang-barang. Terlihat beberapa antrean di supermarket, karena ada peraturan untuk menjaga jarak satu meter antara satu sama lain. Selain itu juga diatur antrean berapa jumlah pembeli yang boleh masuk. Begitu pula di restoran atau kafe, ataupun di transportasi umum.
Bagaimana perasaan Anda sendiri setelah kebijakan ini?
Perasaan was-was dan khawatir selalu ada apabila sampai saya atau keluarga saya terkena virus dan harus dirawat di rumah sakit. Tidak hanya itu, saya juga khawatir dengan laju perekonomian yang akan terkena imbas efek virus. Dampaknya bisa berpengaruh pada banyak sektor seperti halnya sektor produksi, pariwisata, ekspor-impor dan lainnya. Kebetulan saya juga bekerja di sektor industri.
Bagaimana pengaruh kebijakan ini pada pekerjaan Anda dan bagaimana solusi dari perusahaan?
Saya bekerja di sektor makanan instant. Saya bekerja pada salah satu perusahaan swasta Indonesia yang melebarkan usahanya di Italia. Solusinya harus banyak smart working, seefektif mungkin bekerja tanpa harus bepergian. Biasanya saya harus mengunjungi para pelanggan, toko ritel, tapi ya sekarang terpaksa ditunda dulu semua kegiatan di luar.
Bagaimana koordinasi dengan kedutaan besar Indonesia di sana?
Saya belum dikontak, tapi beberapa kawan saya sudah dikontak. Informasi yang saya tahu dari kedutaan kita: di Italia, terdapat lebih dari 3.000 Warga Negara Indonesia (WNI), dengan konsentrasi terbanyak di wilayah Lombardia (943 orang), Lazio (656 orang), dan Emilia-Romagna (279 orang).