Ada Wabah Corona, Stok Obat di RI Masih Cukup Hingga Juli

Obat-obatan.
Sumber :
  • VIVA/Tasya Paramitha

VIVA – Ketua Komite Perdagangan dan Industri Bahan Baku Farmasi Gabungan Pengusaha Farmasi, Vincent Harijanto memastikan, stok obat-obatan masih mencukupi di tengah terjangan wabah virus corona.

Menkes Budi Blak-blakan Indonesia Masih Tertinggal dalam Penyediaan Produk Medis Inovatif

Vincent mengungkapkan, untuk obat-obatan jenis yang mayoritas biasa digunakan masyarakat (fast moving) masih cukup hingga Maret dan April. Sementara itu, untuk obat-obatan lainnya di luar (slow moving) cukup hingga Juni dan Juli.

"Memang mereka (BUMN) enggak takut dengan keadaan stok, jadi meskinya cukup tapi enggak hanya di BUMN, swasta juga yakin cukup," kata dia di Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020.

Bantah PHK 2.500 Karyawan, Dirut Sritex: Hanya Meliburkan Akibat Kurang Bahan Baku

Vincent mengakui, untuk bahan baku pembuatan obat-obat memang terganggu, karena 95 persennya berasal dari impor. 65 persennya berasal dari China, 20 persennya berasal dari India dan sisanya dari Eropa, karena industri domestik belum mampu memenuhi.

"Kalau dulu kita masih banyak impor dari eropa, Amerika jarang. Sekarang ini untuk eropa tersisa 10-15 persen, artinya 85 persen dari bahan baku kita impor itu dari China dan India," tegas dia.

Dikepung Israel, Rumah Sakit Al Awda di Gaza Utara Kehabisan Makanan dan Obat-obatan

Meski begitu, Vincent menegaskan, walaupun industri bahan baku farmasi dari China terganggu produksi akibat wabah virus corona, namun penyalurannya untuk industri dalam negeri masih bisa di salurkan dengan cara dicicil.

"Jadi begini, kalau dulu kita impor 5 ton langsung mereka kirim, tapi sekarang bertahap, ini hanya waktunya, 2 ton, 3 ton jadi secara kuantitas bisa terpenuhi," ungkap Vincent.

Ilustrasi Ekspor-Impor

BPS Catat Impor RI November 2024 Capai US$19,59 Miliar, Anjlok 10,71 Persen

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan, pada November 2024 total nilai impor Indonesia hanya mencapai US$19,59 miliar.

img_title
VIVA.co.id
16 Desember 2024