Tiga Jurus Intervensi BI Mampu Dorong Penguatan Rupiah
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami penguatan pada perdagangan hari ini, Rabu, 11 Maret 2020. Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah rata-rata diperdagangankan di level Rp14.323 per dolar AS.
Level tersebut mengalami penguatan 0,61 persen di banding rata-rata perdagangan kemarin di posisi Rp14.411 per dolar AS. Sementara itu, di pasar spot, rupiah hingga siang ini diperdagangkan di level Rp14.376 per dolar AS.
Penguatan tersebut tidak terlepas dari intervensi yang terus dilakukan Bank Indonesia untuk menstabilkan rupiah. BI melakukan intervensi secara intensif baik di pasar spot, Domestik Non Delivery Forward maupun di pasar sekunder seperti obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN).
"Itu strategi kami yang kita sebut triple intervention (tiga langkah intervensi). Oleh karena itu, kami harus stabilkan dengan jual valas (valuta asing) dan beli SBN dari pasar sekunder," tegas dia di Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020.
Meski begitu, Perry enggan menyebutkan besaran devisa negara yang telah diserap oleh BI untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah tersebut. Hanya saja, dia mengatakan bahwa pembelian SBN telah mencapai Rp130 triliun lebih sejak Januari 2020.
"Pelemahannya okelah ya memang negara lain melemah enggak bisa rupiah diminta menguat tapi tingkat pelemahan dengan upaya stabilisasi, relatif baik," tegas dia.
Perry menegaskan, akibat tekanan ekonomi global yang terjadi sejak Januari 2020 hingga saat ini akibat perang perdagangan, mewabahnya virus corona hingga perang harga minyak, rupiah telah terdepresiasi 3,39 persen year to date.
Sedikit lebih baik dari pelemahan ringgit Malaysia sebesar 3,43 persen, rupee India 3,65 persen, baht Thailand 4,61 persen. Meski begitu, dolar Singapura jauh lebih kuat sebesar 3,10 persen won Korea 3,09 persen.