Aksi Panic Selling Bayangi Pergerakan IHSG
- VIVAnews/M Ali Wafa
VIVA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) menghijau di level 5.149 pada pembukaan perdagangan Selasa 10 Maret 2020. Posisi itu menguat 12 poin atau 0,25 persen, dibanding penutupan perdagangan Senin 9 Maret 2020 di level 5.136.
Meski demikian, analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi memprediksi, IHSG akan kembali terkoreksi karena kepanikan investor untuk menjual portofolio di pasar keuangan diperkirakan masih terjadi.
"Sentimen selanjutnya masih 'panic selling' yang terjadi pada pasar keuangan dunia," kata Lanjar Nafi dalam keterangan tertulisnya, Selasa 10 Maret 2020.
Lanjar juga menjelaskan, terdapat sentimen lain yang juga akan memengaruhi investor, terkait langkah intervensi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) soal produksi minyak.
Di sisi lain, diperkirakan investor masih menanti langkah Amerika Serikat, dalam menahan aksi menghindari risiko (risk off).
"Potensi koreksi IHSG masih menghantui dan belum ada tanda-tanda pembalikan arah atau rebound. Kalaupun rebound, hanya percobaan berbalik naik di atas level 5.100," ujarnya.
Secara teknikal, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji, menjelaskan, support pertama maupun kedua memiliki kisaran 5.022,85 hingga 4.940,10. Untuk resistance pertama maupun kedua memiliki kisaran pada 5.328,88 hingga 5.498,54.
Berdasarkan indikator, MACD, Stochastic, dan RSI, masih menunjukkan sinyal negatif.
"Terlihat pola three black crows candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi bearish continuation pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju level support terdekat," tuturnya.