Aksi Panic Selling Bayangi Pergerakan IHSG

Pergerakan IHSG (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVAnews/M Ali Wafa

VIVA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) menghijau di level 5.149 pada pembukaan perdagangan Selasa 10 Maret 2020. Posisi itu menguat 12 poin atau 0,25 persen, dibanding penutupan perdagangan Senin 9 Maret 2020 di level 5.136.

BEI Cetak Laba Bersih Rp 578,67 Miliar di 2023

Meski demikian, analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi memprediksi, IHSG akan kembali terkoreksi karena kepanikan investor untuk menjual portofolio di pasar keuangan diperkirakan masih terjadi.

"Sentimen selanjutnya masih 'panic selling' yang terjadi pada pasar keuangan dunia," kata Lanjar Nafi dalam keterangan tertulisnya, Selasa 10 Maret 2020.

Gelar RUPST, BEI Tetapkan Jajaran Komisaris Periode 2024-2028

Lanjar juga menjelaskan, terdapat sentimen lain yang juga akan memengaruhi investor, terkait langkah intervensi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) soal produksi minyak.

Di sisi lain, diperkirakan investor masih menanti langkah Amerika Serikat, dalam menahan aksi menghindari risiko (risk off).

BEI Setujui Bentoel Hengkang dari Pasar Modal Indonesia

"Potensi koreksi IHSG masih menghantui dan belum ada tanda-tanda pembalikan arah atau rebound. Kalaupun rebound, hanya percobaan berbalik naik di atas level 5.100," ujarnya.

Secara teknikal, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji, menjelaskan, support pertama maupun kedua memiliki kisaran 5.022,85 hingga 4.940,10. Untuk resistance pertama maupun kedua memiliki kisaran pada 5.328,88 hingga 5.498,54. 

Berdasarkan indikator, MACD, Stochastic, dan RSI, masih menunjukkan sinyal negatif. 

"Terlihat pola three black crows candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi bearish continuation pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju level support terdekat," tuturnya.

Ilustrasi investor pasar modal.

Ini Kata BEI soal Emiten yang Untung tapi Masih Absen Bagi Dividen

Direktur Pengawasan Transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI) Kristian Manulang bicara soal fenomena emiten yang untung, namun tidak memabagikan dividen.

img_title
VIVA.co.id
10 Juli 2024