Tokoh Intelijen RI Diminta Jadi Juru Damai Konflik Thailand Selatan
- Istimewa
VIVA – Ketua Komisi Pertahanan dan Militer Parlemen Thailand Datuk Seri Sutipan Siririkanon menyambangi Indonesia. Kedatangan Sutipan untuk bertemu dengan tokoh intelijen senior Suhendra Hadikuntono.
Pertemuan keduanya berlangsung di rumah Suhendra, di kediamannya di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Sutipan membawa pesan agar Suhendra bisa membantu perdamaian dari konflik internal di Thailand Selatan.
Figur Sutipan mewakili representasi kaum muslim di Thailand Selatan. Ia menekankan permintan agar Suhendra bisa menjadi juru damai. Ia bilang konflik Thailand Selatan sudah berlangsung lama yaitu lebih dari 60 tahun.
"Konflik di Thailand Selatan menjadikan umat muslim jadi korban yang dimarjinalkan sejak tahun 1960," kata Sutipan, dalam keterangannya, Senin, 9 Maret 2020.
Dia meyakini sosok Suhendra yang pernah berkontribusi terhadap perdamaian di Aceh punya saran dan solusi dalam skema perdamaian di Thailand Selatan.
Suhendra pun menjelaskan konflik dipicu dari aneksasi atau pencaplokan wilayah Kesultanan Pattani oleh negara Thailand.
Selain Pattani, sebenarnya ada tiga provinsi lain dengan penduduk mayoritas muslim mendapat perlakuan diskriminatif. Ketiga provinsi yaitu Yala, Narathiwat, dan Songkhla.
Sejarahnya, tiga provinsi tersebut bagian wilayah kerajaan Pattani Raya pada abad ke-12.
Pun, dalam aksinya melawan rezim penguasa Thailand, dilakukan oleh The Pattani United Liberation Organisation (PULO). Lalu, ada kelompok yang mengatasnamakan Barisan Revolusi Nasional (BRN), dan Barisan Nasional Pembebasan Pattani (BNPP).
Namun, konflik itu kini makin meruncing karena manuver otoritas Thailand dianggap terlalu represif. Konflik yang berkepanjangan ini sudah merenggut ribuan jiwa melayang.
Terkait itu, Suhendra mengaku sudah menyiapkan skema perdamaian di Thailand Selatan. Ia mengatakan akan menemui dan meminta masukan Presiden Joko Widodo.
Dia menekankan konflik Thailand Selatan ini harus menjadi momentum RI bisa memberikan saran perdamaian.
"Ini momentum bagi Bapak Presiden sebagai tokoh perdamaian internasional. Selanjutnya saya menunggu arahan beliau," jelas Suhendra.