Harga Rempah-rempah Naik hingga 5 Kali Lipat di Depok
- Zahrul Darmawan (Depok)/VIVAnews
VIVA – Pemerintah Kota Depok berjanji bakal segera melakukan operasi pasar untuk menstabilkan sejumlah kebutuhan, khususnya harga rempah-rempah yang belakangan ini mengalami peningkatan, imbas dari adanya kasus corona.
“Tentunya operasi pasar nanti ada, karena ini bagian dari kerja-kerja crisis center,” kata Wali Kota Depok, Mohammad Idris pada Jumat 6 maret 2020
Namun ketika ditanya kapan operasi pasar ini bakal diselenggarakan, Idris belum bisa memberikan kepastian. “Belum ada (tenggat waktu operasi pasar),” tuturnya
Lebih lanjut, Idris menilai bahwa untuk menstabilkan harga bahan-bahan jamu, operasi pasar yang dimaksud cukup berupa sosialisasi, baik ke pedagang-pedagang maupun para pembeli.
“Sosialisasi saja, kan kalau kita datangi satu-satu juga susah. Atau kita ke Menteri Perdagangan kali ya, untuk membantu menyadarkan masyarakat.”
Seperti diketahui, sejumlah tanaman herbal belakangan ini mengalami lonjakan harga. Kondisi ini terjadi di sejumlah daerah, termasuk di Kota Depok. Kenaikan harga bahan baku untuk membuat jamu ini telah terjadi seiring merebaknya isu virus Corona, sejak beberapa hari terakhir.
Harga yang melambung cukup tinggi itu diantaranya temulawak, daun sereh, jahe dan kunyit. Di Pasar Kemirimuka, Kecamatan Beji Depok, harga temulawak yang tadinya, Rp10 ribu kini menjadi Rp50 ribu atau lima kali lipat.
Sedangkan jahe dari Rp20 ribu menjadi Rp40 ribu. Sereh dari Rp4.000 jadi Rp10 ribu. Kalau kunyit dari kisaran Rp5.000-6.000 jadi Rp12 ribu. Salah seorang pedagang, Suryadi mengaku, lonjakan harga terjadi lantaran stok barang yang menipis.
“Kalau aku ya dari sananya harga agak mahal, ya ikutin aja. Barang apapun kalau kosong pasti mahal, di mana pun pasarnya. Jujur saya baru kali ini jual mahal sejak 15 tahun dagang disini,” ucap Suryadi, sambil mengemasi sejumlah barang di lapaknya.