Para Perempuan Tangguh Indonesia di Pertambangan Australia
- abc
Yulia yang seorang ibu tunggal mengatakan ia lebih memilih mengendari truk di lokasi pertambangan, ketimbang pekerjaan sebelumnya.
Di kota Melbourne, ia pernah juga mengendarai truk untuk mengirimkan buku-buku sekolah ke seluruh kawasan di negara bagian Victoria.
Setidaknya selama dua minggu pekerja tambang tinggal di sebuah kamp, namun sudah dilengkapi berbagai fasilitas.
Koleksi pribadi
Menurutnya, salah satu tantangan bekerja di industri tambang Australia adalah "budaya maskulin barat", kadang dengan lelucon yang bisa salah kaprah dan penuh kata-kata kasar.
"Saya tentu tidak membawanya ke hati, saya katakan pada mereka kalau itu tidak benar, meski saya tahu mereka tidak benar-benar bermaksud seperti itu."
Bekerja di pertambangan dikenal dengan gajinya yang tinggi, ia mengaku bayarannya bisa mencapai AU$ 2.700, atau lebih dari Rp 25 juta, per pekan setelah pajak.
Tapi bagi perempuan yang ingin bekerja di bidang ini, ia sarankan untuk menyiapkan mental.
"Kalau benar-benar punya semangat untuk melakukannya, maka kerjakan, tapi kalau setengah-setengah, lebih baik jangan."
Saat ia pulang dari tugasnya di lokasi tambang, ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat, bertemu anak-anaknya atau bersama teman-temannya.