Warga Iran Meragukan Pemerintahnya Tangani Virus Corona
- U-Report
‘‘Pemerintah kehilangan kepercayaan besar. Dan ini terlihat dalam situasi kritis seperti sekarang. Karena ketidakpercayaan ini, masyarakat mengabaikan informasi yang diberikan oleh pemerintah. Dalam beberapa minggu terakhir, pemerintah terlalu sering memperbaiki pernyataan yang mereka buat.‘‘
Bahkan dalam beberapa bulan terakhir, ketidakpercayaan warga Iran terhadap pemerintahnya meningkat drastis. Hal ini juga disebabkan oleh cara pemerintah Iran menangani kasus penembakan pesawat komersil Ukraina pada awal Januari lalu.
Pusat wabah COVID-19 di Iran terletak di kota suci Syiah Qom, sekitar 130 kilometer dari selatan Teheran. Di situlah kematian pertama di Iran dilaporkan pada 19 Februari. Robert Koch Institute Jeman selama berminggu-minggu mengklasifikasikan Qom dan Teheran sebagai ‘‘area berisiko‘‘ di Iran.
Tetapi pemerintah Iran telah gagal mengidentifikasi, mengisolasi, dan merawat orang-orang yang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi COVID-19.
Pemerintah tidak mampu meyakinkan pemimpin agama di kota itu tentang ancaman bahaya dan diperlukannya langkah-langkah cepat dan tepat dalam menahan penyebaran virus.
Pemerintah gagal membangun karantina di dalam dan sekitar kota. Pemimpin agama akan memandang tindakan itu sebagai ‘‘penghinaan terhadap orang-orang suci Syiah yang terkubur di sana.‘‘ Akibatnya, kemungkinan penyebaran virus ke wilayah lain lebih besar.
Dibutuhkan keterlibatan masyarakat
Seorang profesor penyakit menular di Universitas Kedokteran Teheran dan Kepala Pusat Pengendalian HIV/AIDS di Iran mengatakan bahkan tindakan karantina sekalipun tidak akan banyak membantu, mengingat penularan virus yang telah meluas.