Marak 'Panic Buying', Peritel: Belanja Harian Naik 15 Persen
- Kenny Putra
VIVA – Usai pemerintah mengumumkan dua kasus virus corona, sebagian masyarakat langsung panik dan melakukan pembelian bahan pokok yang dinilai berlebihan atau 'panic buying'.
Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia atau Aprindo, Roy Mandey mengakui, panic buying itu ternyata menyebabkan adanya kenaikan jumlah belanja harian, yang mencapai 10 hingga 15 persen dibanding hari biasanya.
"Kenaikannya hanya bersifat sementara dan naiknya juga tidak terlalu signifikan, sekitar 10 sampai 15 persen," kata Roy di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa 3 Maret 2020.
Roy mengaku pihaknya cukup terkejut dengan fenomena panic buying ini. Sebab, setidaknya peristiwa ini juga terjadi di enam kota besar di Indonesia, yang awalnya bermula dari DKI Jakarta.
"Fenomena ini terjadi sangat cepat. Kemarin laporan dari teman-teman di daerah, ada sekitar enam kota, seperti Jakarta, Bandung, hingga Surabaya," kata Roy.
Karenanya, Roy pun meminta kepada masyarakat agar tidak panik dengan situasi saat ini, karena menurutnya ketersediaan bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari masih aman dan cukup tersedia.
"Pasokan sangat aman, para peritel memastikan stok aman dan tidak ada kelangkaan barang," ujar Roy.
Dia memastikan, anggota peritel Aprindo juga akan selalu siap untuk hadir memenuhi kebutuhan pangan maupun non-pangan, bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Sebab, menurutnya tindakan yang berlebihan semacam ini justru berpotensi membuat kepanikan baru, meskipun sebenarnya seluruh kebutuhan masyarakat masih tetap dapat terpenuhi dan tercukupi dengan baik.
"Saya juga meminta agar peritel anggota Aprindo terus dan tetap melayani kebutuhan masyarakat, serta mengambil tindakan atau kebijakan yang dianggap perlu untuk memastikan bahwa kebutuhan masyarakat dapat terlayani dengan cukup dan baik," ujarnya.