Kisah Mahasiswa Indonesia Rindu Wuhan
- abc
"Sebenarnya sederhana, tapi dekat di hati. Mie ini hanya mie biasa dengan bumbu kacang, wijen, dan kecap asin," kata Eva.
Kedai dekat kampus mereka menjual mie ini dengan harga yang kalau dirupiahkan hanya Rp 8,000 saja.
"Itu porsinya besar. Harga segitu saya bisa makan berdua dengan Eva," kata Yuli tergelak.
"Enak dan murah meriah, dan kadang kalau sudah makan pagi, siang tidak perlu makan ngenyangin banget
Reganmian, mie kering tradisional Wuhan, salah satu yang dirindukan mahasiswa Indonesia.
Supplied: Yuliannova Chaniago
Selain itu, Gerard juga mengaku rindu pada kehidupan di universitas, terutama kegiatan yang dilakukan bersama dengan mahasiswa Indonesia lainnya.
Misalnya festival budaya yang diadakan setiap bulan Maret atau April.
Tahun lalu, mahasiswa Indonesia diberi kesempatan membuka festival tersebut dengan tarian Papua.
"Kami sebenarnya nggak punya kostum saat itu. Akhirnya dapat bantuan dari teman-teman Indonesia lain di Hubei," kata Yuli.
Mahasiswa Indonesia di Wuhan membuka Festival Nusantara tahun lalu yang diadakan Pehimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok cabang Wuhan.