Kisah Mahasiswa Indonesia Rindu Wuhan
- abc
Namun kondisi Wuhan yang masih tertutup memaksa Eva untuk menjalankannya lewat internet.
"Kemungkinan akan diadakan sidang online. Kalau sidang online mungkin tekanannya tidak sehebat sidang tatap muka, walaupun kemungkinannya ada beberapa yang bias," kata Eva.
Tapi Eva menambahkan, kalau bisa ia lebih memilih menjalankan sidang tatap muka di Wuhan supaya lebih ekspresif dan untuk menghindari penilaian yang bias tersebut.
"[Hal-hal yang bias itu] misalnya body language dan kesiapan teknis," tambah Eva kepada wartawan ABC News Natasya Salim.
Tahun ini juga menajdi tahun terakhir bagi Gerard yang sedang menempuh studi Master Hubungan Internasional di Wuhan.
Di luar proses belajar yang sebenarnya mengharuskannya kembali ke Wuhan, Gerard sendiri memang ingin kembali.
"Pastinya saya ingin kembali ke Wuhan karena saya sudah lama tinggal di Wuhan dan Wuhan sudah seperti rumah kedua bagi saya," kata Gerard.
Selain itu, wisuda dan pengurusan ijazah setelah lulus nanti juga harus dilakukan Gerard di Wuhan. Belum lagi ada beberapa barang yang masih tertinggal di Wuhan.
Sementara untuk urusan pengumpulan tugas akhir, Gerard dapat melakukannya via internet.
Uang Beasiswa dihentikan sementara Dari kiri: Yuli, Eva dan Gerard merayakan kepulangan mereka selepas evakuasi di Natuna.
Supplied: Yuliannova Chaniago