Meski Corona Masuk RI, BI Optimis Pelemahan Rupiah Sementara
- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menegaskan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi saat ini hanya bersifat sementara. Dia menekankan, pelemahan itu karena wabah virus corona (Covid-19) memengaruhi sentimen para pelaku pasar keuangan.Â
Dia mengungkapkan, kekhawatiran itu tergambar dari meningkatnya premi risiko di pasar keuangan. Berdasarkan Chicago Board Options Exchange (CBOE) terlihat volatilitas di pasar keuangan saat ini mencapai 40 poin sedangkan sebelum adanya wabah virus corona hanya mencapai 20 poin.
"Sehingga premi risiko meningkat. Juga credit default swap atau CDS Rate Indonesia untuk global bond dari 60 sekarang 97. Sehingga ketidakpastian pasar keuangan global, membawa premi risiko pasar keuangan global tinggi," tegas dia saat konferensi pers di kantornya, Senin, 2 Maret 2020.
Akibat hal itu, lanjut dia, para investor yang bermain di pasar keuangan Indonesia, saat ini cenderung menarik dananya untuk ditempatkan di aset-aset yang dianggap aman, semisal emas maupun di uang tunai. Tercatat, hingga 27 Februari 2020, aliran modal asing yang keluar Indonesia mencapai Rp30,8 triliun secara netto.
"Kami yakin pelemahan rupiah temporary karena memang kenaikan premi risiko di global, bukan karena fundamennya. Karena investor seluruh dunia mengalami risk out sehingga mereka lepas dulu dan setelahnya mereka beli lagi," papar Perry.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat semakin anjlok setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan positifnya wabah virus Corona masuk ke Indonesia. Di pasar spot, rupiah telah menyentuh Rp14.420 per dolar AS, atau melemah 0,50 persen dibanding penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah telah melemah 1,25 persen. Pada hari ini, Senin, 2 Maret 2020, rupiah tercatat rata-rata diperdagangkan sebesar Rp14.413 per dolar AS sedangkan pada Jumat, 28 Februari 2020 di kisaran Rp14.234 per dolar AS.
"Mengenai nilai tukar rupiah memang perilaku investor beda-beda, memang awalnya mereka yang terkena besar di Korea Selatan. Kemudian Thailand dan sejumlah negara lain. Singapura tinggi dan sejumlah negara di Latin Amerika dan lainnya," tegas Perry.