WNI Awak Kapal Pesiar Diamond Princess di Jepang: Kapan Kami Dijemput?
- bbc
Senin lalu (24/02), Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah tidak ingin gegabah dengan langsung mengevakuasi WNI di Diamond Princess. Langkah itu, kata Terawan, butuh pertimbangan yang matang.
"Kalau semau sendiri, bisa membentuk episentrum baru. Tidak boleh. Saya harus berusaha kita pemerintah itu menjaga yang 260 juta ini tetap bisa survive sembari kita melakukan tindakan-tindakan untuk juga menyelamatkan masyarakat kita yang ada di Jepang," kata Terawan kepada wartawan di lingkungan Istana Kepresidenan saat itu.
"Tapi prosedur dan tata caranya jangan mengikuti apa yang mereka inginkan, hanya sekedar secepatnya saja. Harus butuh negosiasi yang detail, yang baik, sehingga apa yang kita lakukan jangan sampai kita diketawain dunia di kemudian hari," tambahnya.
Saat dihubungi BBC News Indonesia pada Selasa (25/02) Achmad Yuniarto, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan mengatakan pemerintah terus membahas mekanisme evakuasi awak kapal Diamond Princess, termasuk berkomunikasi dengan pihak berwenang di Jepang.
Achmad menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan sudah siap, jika diputuskan evakuasi akan dilaksanakan, walaupun memang belum dijadwalkan.
"Kita sudah menyiapkan tim yang jemput, tenaga medis yang akan mendampingi. Semuanya sudah kita siapkan. Tinggal kapan berangkat," kata Achmad.
Walaupun demikian, ia sebut bahwa fokus prioritas pemerintah saat ini adalah melakukan evakuasi terhadap kru World Dream terlebih karena lokasinya paling dekat dengan Indonesia.
Kapal yang terakhir berlabuh di Hong Kong itu saat ini sudah melepaskan jangkar di perairan internasional yang tidak jauh dari Pulau Bintan, kepulauan Riau.
Pemerintah akan menjemput WNI yang berada di dalam kapal itu untuk menjalankan karantina di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.