Mengintip Empat Ruas Tol yang Bakal Dijual Waskita pada 2020
- ANTARA/Oky Lukmansyah
VIVA – Waskita Tol Road akan melakukan divestasi terhadap empat ruas tol pada tahun ini, dari 16 ruas yang dimilikinya. Tiga ruas tol telah dalam proses penjajakan dengan investor, sedangkan satunya dalam tahap penentuan tol yang akan dilepas.
Direktur Utama PT Waskita Toll Road, Herwidiakto mengatakan, tiga ruas tol yang telah ditetapkan bisa di divestasikan pada 2020 yakni ruas tol Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, serta Pasuruan-Probolinggo. Investor yang telah menjajaki, dikatakannya berasal dari luar dan dalam negeri.
"Kita utamakan kalau ada dalam negeri. Yang sedang berlangsung luar dan dalam. Lagi berproses, jangan tanya nama-namanya belum bisa diekspose," kata dia di Cirebon, Jawa Barat, Senin, 25 Januari 2020.
Adapun untuk salah satu ruas tol yang akan dilepas pada tahun ini juga, yakni ruas tol Medan-Kualanamu, Semarang Batang, atau Pemalang-Batang. Hingga kini, ruas tol tersebut belum bisa ditentukan secara pasti karena masih banyak pertimbangan yang harus dihitung.
"Kita lihat yang paling optimal. Itu susah kajinya mana yang dipertahankan mana yang di divestasi. Kita punya kajian mana yang di-keep (tahan) misal Pemalang-Batang traffic-nya bagus atau apa, jadi kajinya harus semua 16 ruas tol," ujar dia.
Herwi menargetkan, seluruh proses divestasi dari empat ruas rol tersebut bisa diselesaikan pada kuartal IV-2020. Meski begitu, dia enggan menyebutkan besaran target nilai hasil divestasi yang bisa diraup oleh PT Waskita Tol Road.
"Kan udah berproses dari tahun kemarin, tinggal kita memilih yang paling bagus untuk kita. Mungkin kemarin yang nawar masih rendah rendah kali, jadi kita belum puas. Target nilai rahasia, kalau targetnya disebut nanti yang nawar sebut saya kerendahan saya kelebihan kan repot," paparnya.
Dia mengharapkan, dengan divestasi tersebut Waskita Tol Road bisa memanfaatkan dananya untuk pengembangan operasi. Menurutnya, jika Waskita Tol Road hanya berhenti mengelola tol tertentu saja, maka kinerja bisnis tidak bisa optimal.
"Kita kan harus berkembang terus. Jadi kalau semua operasi kan kita cukup berat ada sisi cashflow. Kita juga kembangkan ruas baru, masa kita harus berhenti ya bubar WTR nanti. Jadi antara yang di-keep, didivestasi harus dikaji nanti dibantuk konsultan," jelas dia.