Derita Putra Amrozi Pelaku Bom Bali 1: Bertahun-tahun Seperti Sampah
"Teman-teman yang masih (radikal), kita rangkul, kita bareng-bareng… nggak cuma dari napi teroris tapi juga dari preman-preman kita ajak bekerja, yang penting ada aktivitas, lepas dari pemikiran (radikal)," ceritanya. "Saya berharap ke negara, kasih kesempatan saya untuk memperbaiki diri, dan teman-teman semua supaya ada aktivitas."
Menjemput yang dari penjara
Hendra tampak bersemangat ketika bercerita tentang apa yang dilakukannya bersama pamannya, Ali Fauzi, termasuk menjemput narapidana terorisme yang telah dibebaskan.
Hendra: Saya tak ingin anak saya bernasib seperti saya, dijauhi orang karena anak pelaku pengeboman. - BBC
"Kita ambil teman yang masih di penjara, main cepat-cepatan, kalau gak gitu diambil sama grupnya yang dulu… Lepas dari lapas kita ambil. Kita kumpulkan keluhannya apa, pekerjaannya apa, saya mencarikan, sedikit banyak. Saya dan teman-teman yang cari dana," katanya bersemangat kepada Garil, putra korban Bom Bali 1 serta ibunya.
"Ini bukan masalah agama, dan pelajaran-pelajaran yang radikal, bukan, tapi aktivitas dan kebutuhan (ekonomi), itu faktor utama."
Ia menutup ceritanya dan menyatakan harapannya jangan sampai ada korban-korban lain baik dari korban atau pelaku, seperti yang dia alami.