Ampuhkah Deradikalisasi WNI eks ISIS yang Sempat Pulang
![Seorang wanita berkerudung penuh menggendong bayinya melarikan diri dari kelompok Negara Islam di Baghouz pada 13 Februari 2019 - Getty Images/AFP/DELIL SOULEIMAN](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2020/02/14/5e460b1eb76b5-bagaimana-efektivitas-rehabilitasi-dan-deradikalisasi-wni-eks-isis-yang-sudah-pulang-ke-indonesia_665_374.jpg)
- bbc
Mantan narapidana teroris yang juga mantan anggota Al-Qaeda, Sofyan Tsauri, punya catatan tersendiri tentang keberhasilan program deradikalisasi.
Keberhasilan itu ketika mantan teroris menyatakan kesetiaan terhadap dasar-dasar negara dan mengikuti kegiatan seminar. "Itu menjadi tolak ukur bahwa dia bisa berkomunikasi," katanya.
Selain itu, tolak ukur keberhasilan deradikalisasi adalah membentuk komunitas. "Di situ kita bisa berbagi rasa, berbagi curhatan. Itu bisa saling menguatkan," lanjut Tsauri.
Namun, ia mengakui tak semua mantan teroris atau pun simpatisan ISIS mau mengikuti program deradikalisasi.
Perempuan dan anak-anak di Kamp Al-Hol. - AFP/FADEL SENNA
"Mereka menolak ikut program. Tapi dia tidak melakukan terorisme. Waktu jaman Jemaah Islamiyah banyak seperti itu. Takutnya mereka tidak diakui lagi oleh jemaah (organisasi) lagi," kata Tsauri.
Mereka yang menolak program deradikalisasi ini memiliki kecenderungan untuk menutup diri dan berpindah-pindah alamat rumah. "Itu bisa jadi bom waktu," kata Tsauri.
Sebelumnya Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan pemerintah tidak berencana memulangkan sekitar 689 WNI yang diduga menjadi petempur teroris lintas batas atau foreign terrorist fighters (FTF) di beberapa negara.