Kisah Suami-Istri asal Australia Bantu Anak Terlantar di Halmahera
- abc
Supplied: Esther Scarborough
Demi akses meluas ke ilmu pengetahuan dari segala penjuru dunia, Esther mewajibkan para siswa di Hohidiai untuk berbicara dalam Bahasa Inggris.
"(Sejak awal) kami memang ingin anak-anak bisa berbahasa Inggris supaya bisa membaca dan mengerti ilmu pengetahuan di dunia secara keseluruhan."
Kini, anak-anak di Hohidiai sudah menggunakan Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari. Salah satunya bahkan sudah ditawarkan pekerjaan karena mahir dalam bahasa tersebut.
"Ada seorang anak yang sebenarnya belum selesai sekolah tapi sudah ditawarkan pekerjaan di bidang pariwisata," kata Esther yang berusia 57 tahun.
"(Pemberi pekerjaan) sudah "melirik" anak-anak (di Hohidiai) karena mereka fasih berbahasa Inggris."
Kunjungan sukarelawan dari luar negeri seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris dan Singapura menurut Esther juga mendorong anak-anak untuk berbicara dalam bahasa tersebut.
"Pengunjung dari luar Indonesia yang datang sering berbicara dengan mereka, dan menurut saya ini membantu."
Kefasihan berbahasa Inggris anak-anak di Hohidiai ini disaksikan sendiri oleh Raymond Setiawan , seorang warga asal Indonesia yang sekarang tinggal di Melbourne, yang melakukan kegiatan sukarelawan di sana selama dua minggu.
Raymond mengatakan bahwa siswa di Yayasan Hohidiai Maluku Utara fasih berbahasa Inggris.