Tiga Perempuan Indonesia Runtuhkan Dominasi Pria di Bidang Sains
- abc
Tinggal menetap di Melbourne Australia, Amanda merasakan betul bagaimana karirnya tak lepas dari dukungan penuh suami karena semua keluarganya yang lain tinggal di Indonesia.
Apalagi sebagai akademisi, Amanda kerap terbang ke luar kota untuk keperluan konferensi atau kunjungan studi lainnya.
"Pernah dalam satu perjalanan tugas, anak saya sakit. Suami akhirnya harus mengambil cuti untuk merawat anak saya," kata Amanda.
Rektor ITB Reini Wirahadikusumah juga menggarisbawahi peran keluarga yang sangat krusial dalam karirnya.
Reini Wirahadikusumah melihat peran penting keluarga dalam perjalanan karirnya.
Supplied: Instutut Teknologi Bandung
"Keluarga adalah support system saya."
"Saya berkarir bukan untuk diri sendiri, secara ekonomi pun, suami saya sudah mencukupi, namun untuk masyarakat dan memberi contoh kepada anak-anak untuk berkarya maksimal, menjadi orang yang bermanfaat," kata Reini.
Karena itulah Reini merasa tidak keberatan jika ia merasa sedikit lebih sibuk atau lelah karena tugas yang diembannya.
Ini tak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan dan dialami Tengku Alia yang bekerja di MRT Jakarta.
Sadar memiliki latar belakang dunia yang berbeda, Alia selalu menceritakan apa yang ia kerjakan ke pasangan dan keluarganya.
Tujuannya supaya mereka mengerti dan paham akan apa yang ia kerjakan.
"Karena keluarga buat saya nomor satu, jadi mereka yang pertama kali harus tahu apa yang saya kerjakan," kata Alia.
"Kebetulan saya belum punya anak. Tapi suatu hari nanti jika saya punya anak, saya yakin anak-anak saya bisa mengerti bidang yang saya tekuni ini dan mereka akan bangga," tambahnya.
Optimistis di bawah bayang-bayang bias gender Tengku Alia melihat adanya 'bias di bawah alam sadar' terhadap perempuan dalam dunia STEM.
Supplied: Tengku Alia Sandra