Mengolah Limbah Sawit Jadi Bahan Baku Kertas
- Kemenperin
VIVA – Kementerian Perindustrian menggandeng perusahaan Jepang untuk mengembangkan produk bubur kertas dan pulp dari limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Limbah tersebut bisa dijadikan sebagai bahan baku untuk industri kertas dan karton.
Upaya itu pun direalisasikan oleh Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) bersama konsorsium PIC Co., Ltd dan Taizen Co., Ltd, yang bergerak di bidang manufaktur serta penjualan mesin industri pulp dan kertas.
"Langkah sinergi ini dilakukan melalui program Japan International Cooperation Agency (JICA). Secara mekanis, teknologi yang digunakan dari Taizen Co., Ltd,” kata Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Restu Yuni Widayati dikutip dari keterangan tertulis, Senin 10 Februari 2020.
Melalui kolaborasi ini, Restu berharap industri pulp dan kertas dapat lebih mandiri dan tidak lagi ketergantungan dengan kertas jenis old corrugated cardboard (OCC). Selain itu, untuk industri minyak sawit, memiliki keuntungan dengan dapat mengurangi biaya proses pengolahan dan pembuangan hasil samping yang selama ini dilakukan.
Restu menerangkan, tim PIC dan Taizen telah mendatangkan teknologi Taizen dari Jepang ke Indonesia untuk dioperasikan di lingkungan BBPK Bandung. Diharapkan, penggunaan teknologi ini dapat turut berkontribusi dalam penyelesaian masalah lingkungan di Indonesia, terutama bagi industri kelapa sawit serta industri pulp dan kertas.
Selama ini, industri pulp dan kertas berkontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2019, industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman menyumbang 3,95 persen terhadap industri pengolahan nonmigas dengan pertumbuhan sebesar 8,14 persen.
Bahkan, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menilai permintaan domestik maupun global masih terus meningkat hingga 2 persen. Kebutuhan kertas saat ini didominasi untuk packaging (kertas kemas).
"Salah satunya diserap oleh industri kertas kemas, yakni berupa kertas medium dan liner untuk memproduksi kotak karton kemasan,” tutur Kepala BBPK Saiful Bahri.
Guna memasok permintaan tersebut sekaligus mensubstitusi bahan baku impor, Restu menyatakan, bahan baku alternatif yang mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan adalah TKKS. Apalagi, Indonesia memiliki keunggulan terhadap produksi kelapa sawit.
Selain itu, sejalan dengan tekad pemerintah dalam mendorong program hilirisasi yang bertujuan dapat meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri.
Merujuk data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, sepanjang 2019, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia diperkirakan sekitar 14,68 juta hektare, dengan jumlah produksi mencapai 51,8 juta ton per tahun atau terbesar di dunia.
Setiap satuan berat tandan buah segar (TBS) sawit, diproyeksi bisa menghasilkan 21-23 persen TKKS. Selama ini, TKKS tersebut lebih banyak digunakan untuk pupuk kebun atau bahan bakar industri minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Melalui upaya ini, kebun kelapa sawit dapat memenuhi kebutuhan bahan baku kertas karton (medium linear) mencapai 45 juta ton.