Dampak Virus Corona bagi RI, Sepi Turis hingga Potensi Gerus Ekspor
- bbc
Pemerintah Indonesia diimbau mengantisipasi dampak ekonomi dari sejumlah kebijakan mencegah masuknya virus corona, termasuk pembatasan penerbangan dari dan ke China.
Tissa Septiani Indra, pengelola bisnis kapal wisatawan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, sudah merasakan dampak wabah corona terhadap bisnisnya sejak Januari lalu, meski kebijakan penerbangan dari dan ke China baru resmi berlaku pada Rabu (05/02).
Apalagi, kata Tissa, sebagian besar tamunya berasal dari Wuhan, China.
Sebanyak 400 tamu dari China, yang telah membayar uang muka padanya, membatalkan perjananan, yang sebelumnya dijadwalkan di bulan Januari hingga Maret.
"Untuk Januari saja kerugiannya lebih dari Rp150 juta. Turis China biasanya datang di bulan Januari-Februari, sementara yang dari Eropa baru datang mulai Maret," ujar Tissa.
Tissa mengatakan hal ini sangat berdampak pada pemasukannya, apalagi melihat kebiasaan para turis China yang, menurut Tissa, selalu memilih opsi perjalanan mewah.
Kini, kapal-kapal yang dikelolanya hanya menganggur.
"Jadi ya sekarang kapal maintainance saja, poles sana-sini," ujarnya.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov mengatakan merebaknya virus corona di China tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, tapi juga perdagangan hingga investasi Indonesia.
Hal itu, ujarnya, perlu diantisipasi pemerintah.
"(Pemerintah perlu) meyakinkan pasar dan masyarakat jangan sampai ada kegaduhan-kegaduhan baru. Kita harap jangan sampai ada korban yang masuk ke Indonesia. Itu salah satu yang paling penting," ujarnya.