Pengembang Akui Sekarang Susah Jual Rumah
- VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Realestate Indonesia atau REI, Amran Nukman mengakui, bisnis properti, khususnya dalam hal penjualan rumah, memang masih mengalami masa-masa sulit yang berkepanjangan.
Sebab, Amran mengaku bahwa sejak 2013 silam, bisnis properti di Indonesia, memang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
"Penderitaan kita, kayaknya tuh enggak berakhir gitu," kata Amran dalam diskusi di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 6 Februari 2020.
Amran menjelaskan, apabila dulu berjualan rumah itu terbilang mudah, saat ini sekadar antusiasme masyarakat untuk menghadiri acara peluncuran produk-produk properti, justru menjadi sangat minim.
"Dulu itu jualan mudah. Tapi sekarang di kantor pemasaran itu, di marketing gallery kita, sudah kita undang dengan acara makan duren gratis, kita ajak makan siang gratis, kita undang artis yang sedang kondang, boro-boro mau pesan rumah, datang aja tidak," ujarnya.
Amran memastikan, fenomena terkait rendahnya antusiasme masyarakat terhadap produk-produk perumahan ini, juga dirasakan oleh para pengembang secara merata.
"Khususnya, bagi produk-produk properti atau rumah yang harga jualnya di atas Rp1 miliar," kata Amran.
Hal ini diakuinya, sangat berpengaruh signifikan terhadap angka penjualan properti atau rumah yang dialami oleh para pengembang di Tanah Air.
Bahkan, lanjut Amran, terkadang ada kalanya dalam waktu sebulan para pengembang sama sekali tidak berhasil menjual satu unit pun produk rumah yang mereka tawarkan.
"Kalau dulu, kita jualan di wilayah Jakarta Timur, dengan harga Rp2 miliaran, dalam sebulan ada lah dua atau tiga unit yang laku terjual. Tapi kalau sekarang, dalam sebulan bisa enggak jualan sama sekali," ujarnya.