Dahlan Iskan Beberkan Strategi Bisnis Kopi Kenangan

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Pemilik Kopi Kenangan
Sumber :
  • Disway.id

VIVA – Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengungkapkan rasa kagumnya pada strategi bisnis Kopi Kenangan. Kopi yang kini digandrungi anak muda itu ternyata digeluti oleh seorang anak muda berusia 31 tahun, bernama Edward. 

Dahlan pun membeberkan sejumlah strategi pengusaha muda itu. Menurut Dahlan, logika Edward dalam menentukan harga dagangannya patut dikagumi. Harga Rp18.000 per gelas yang ditambah pajak menjadi Rp20.000 per gelas cukup pas di kantong masyarakat. 

"Kalau harga kopi semahal Rp40.000 per gelas bisa-bisa separo gaji habis untuk minum kopi. Itu kalau gajinya minimum," ujar Dahlan dikutip VIVAnews dari blog pribadinya, Disway.id, Kamis 6 Februari 2020. 

Harga itu, menurutnya, dipatok dengan standar kualitas produk kopi seharga Rp40.000 per gelas. Sebab, susu yang dipilih adalah yang berkualitas terbaik karena 60 persen dari segelas kopi.

Dahlan kemudian menceritakan pertemuannya dengan Edward di gerai kopi kenangan yang ada di mal Pacific Place, Jakarta. Pendiri kopi kenangan itu bercerita bagaimana awal mulanya membangun bisnis itu. 

Dimulai dengan modal awal Rp150 juta, Edward membangun gerai pertamanya di gedung perkantoran Standard Chartered Bank bersama dua temannya. "Salah satunya adalah mantannya temannya," ujar Dahlan. 

Hanya dalam tiga bulan pertama, Edward berhasil mencapai break even point alias balik modal. Pria lulusan Northeastern University di Boston, Amerika Serikat itu pun berupaya mencari dana yang lebih besar dengan target modal Rp100 miliar. 

Gayung bersambut, Alpha JWC Ventures pun memenuhinya dengan dana senilai US$8 juta dengan cara menggaet Roc Capital, perusahaan milik penyanyi rap JAY-Z. Setelah itu, Roc Capital pun menggeret dana berikutnya ke Kopi Kenangan yang besarnya US$20 juta atau hampir Rp300 miliar.

Edward disebut terus menjual prospek cerah Kopi Kenangan.  "Akhir tahun depan sudah harus 1.500 gerai. Ia juga merencanakan mengembangkannya sampai ke beberapa negara manca," ujar Dahlan. 

Dari Niche ke Niche Market: Membangun Bisnis Unik di Era Subkultur

Ide Awal Kopi Kenangan

Dahlan mendapat penjelasan bahwa ide usaha kopi kenangan ini berawal dari teman baik Edward. Dia juga memiliki usaha gerai kopi juga yaitu, Kopi Tuku. Namun, lanjut Dahlan, temannya ini terlihat tidak punya keinginan besar mengembangkan usahanya secara besar-besaran. 

Pentingnya Pemasaran Digital bagi Pelaku UMKM dalam Jangka Panjang

Sejak dulu sampai sekarang, lanjut Dahlan, gerainya cuma enam dan tidak ada yang dibangun di mal atau gedung perkantoran. Maka muncullah gagasan Edward untuk membuat kafe dengan kopi seperti Tuku. Tapi jaringannya harus sangat luas.

Edward, lanjut Dahlan, bicara kepada temannya itu untuk mengambil bahan baku kopi darinya. Lalu ia ciptakan resep sendiri yakni campuran kopi Arabika dan Robusta. Ia cari nama sendiri yaitu Kopi Kenangan. 

BNI Permudah Pembiayaan Supply Chain untuk Mitra Bumi Serpong Damai Pakai Platform Digital

"Maka salah satu menu yang disajikan di Kenangan adalah kopi mantan," ungkap Dahlan.

Gerai Kopi Kenangan ini pun dikembangkan tanpa sistem franchise. Sehingga keseluruhan omzet gerai menjadi omzet perusahaan. Tempat yang disewa pun cenderung kecil karena mengandung konsep grab and go. Sisa ruangan yang itu pun disebut bisa disewakan untuk usaha lain. Sehingga pendapatan ini juga masuk ke kas Kopi Kenangan.

Ilustrasi Penjual dan pembeli

Daya Beli Masyarakat Turun? Begini Cara Agar Bisnis Tetap Bertahan dan Berkembang!

Daya beli masyarakat turun? Simak strategi agar bisnis tetap bertahan dan berkembang di tengah tantangan ekonomi dan perubahan perilaku belanja konsumen.

img_title
VIVA.co.id
5 November 2024