Ekonomi RI 2019 Tumbuh Melambat, Begini Penjelasan BPS
- VIVAnews/Arrijal Rachman
VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat bahwa konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2019 tumbuh 4,97 persen, atau melambat dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang mencapai 5,06 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan, perlambatan ini memang tidak biasanya terjadi, mengingat di kuartal IV setiap tahunnya itu pastinya selalu ada perayaan Natal dan tahun baru.
"Perlambatan ini terjadi pada konsumsi makanan dan minuman selain restoran, pakaian, alas kaki, transportasi dan komunikasi," kata Suhariyanto di kantor BPS, Jakarta, Rabu 5 Februari 2020.
Suhariyanto menjelaskan, penurunan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini dapat dilihat dari turunnya penjualan pakaian, di mana pertumbuhan konsumsi untuk pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan tercatat hanya mencapai 4,27 persen.
Perlambatan juga terjadi pada konsumsi komponen makanan dan minuman, menjadi hanya 5,16 persen dari sebelumnya 5,22 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk komponen transportasi dan komunikasi, lanjut Suhariyanto, BPS juga mencatat bahwa pertumbuhannya melambat menjadi hanya 4,78 persen.
Hal ini menurut Suhariyanto disebabkan karena adanya perubahan gaya konsumsi masyarakat terhadap pola berpakaian, di mana secara pribadi, dia menduga bahwa hal itu diakibatkan antusiasme masyarakat dalam membeli pakaian tidak seheboh sebelumnya.
"Jadi kalau dulu pakaian ganti-ganti, tapi sekarang tampaknya tidak begitu. Saya pikir ini dipengaruhi perubahan pola konsumsi, jadi pakaian masih utama tapi tidak gonta ganti kaya dulu," ujar Suhariyanto.
Karenanya, Suhariyanto mengingatkan bahwa perlambatan tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini harus diwaspadai, karena berpotensi menyebabkan penurunan daya beli masyarakat.
"Ada penurunan daya beli yang perlu kita waspadai, tapi tetap dengan memperhatikan komponen yang naik dan turun," kata Suhariyanto.
"Karena memang konsumsi rumah tangga tahun ini tidak sekuat tahun sebelumnya," ujarnya.