Harga Bawang Putih Melonjak Hingga Rp60 Ribu per Kg
- VIVAnews/Dwi Royanto
VIVA – Isu virus Corona di negeri China berimbas pada harga bawang putih di beberapa pasar tradisional di Kota Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan pantauan di Pasar Induk Johar, Pasar Bulu dan Pasar Krapyak harganya melonjak tinggi. Rata-rata harga bawang putih mencapai Rp50 ribu sampai Rp60 ribu per kilogram.
Salah satu pengepul bawang putih di pasar Johar, Wanto (57) mengatakan, pasokan bawang putih memang sedang langka. Terhitung sudah hampir satu minggu harga bawang putih terus merangkak naik.
"Awalnya Rp25-30 ribu per kilo, terus naik menjadi Rp40 ribu per kilo, lanjut Rp50 ribu per kilo, sekarang sudah Rp60 ribu per kilo," ujar Wanto ditemui VIVAnews di Pasar Johar, Rabu, 5 Februari 2020.
Terbatasnya stok, lanjut Wanto, imbas dari virus corona yang mewabah di China, negara eksportir bawang putih. Sehingga impor dari China dihentikan.
"Sejak ada virus corona impor bawang putih dari China dihentikan. Ya ini imbasnya memang langka," ujarnya.
Sebagai pengepul, sebelumnya dalam sepekan dia bisa mendapatkan bawang putih sebanyak satu kontainer yang berisi 12-14 ton bawang putih untuk ia jual di Pasar Johar dan beberapa pasar lainnya.
"Adanya virus corona di China sekarang saya hanya mendapatkan bawang putih satu truck yang berisi 3-5 ton," ungkapnya.
Hal tersebut juga dirasakan pedagang Pasar Krapyak, salah satunya Marni (48). Dia saat ini hanya mendapatkan sedikit stok bawang putih. Biasanya bisa mendapatkan 1 ton bawang putih, sekarang hanya 5-10 kilogram.
"Enggak tahu ini, tiba-tiba jauh perbedaannya, biasanya saya dapat 1 ton, tapi ini kalau beruntung dapat 10 kilogram. Kalau saya dengar karena efek virus Corona yang di China," ujar Marni saat ditemui di tempat berbeda.
Marni mengatakan, harga yang ia dapat dari pengepul sudah mencapai Rp55 ribu per kilogram, sehingga ia jual bawang putih kisaran Rp60 ribu per kilogram.
"Ya untung sedikit enggak apa-apa. Yang penting bisa melayani pembeli," ujarnya.
Harga bawang putih naik, tak lantas membuat pembelinya sepi. Salah satu pembeli di Pasar Bulu, Rahmat (43) mengatakan, kebutuhan bawang putih tidak bisa dihilangkan, sebab bawang putih merupakan kebutuhan pokok untuk memasak, apalagi Rahmat memiliki warung makan.
"Pembeliannya saya kurangi. Walau naik tetap saya beli, kalau enggak ada bawang putih kan rasanya kurang sedap," katanya.
Ia berharap, harga bawang putih bisa segera turun. Bagaimanapun bawang putih merupakan kebutuhan pokok untuk memasak. "Karena harga mahal, keuntungan saya sebagai penjual makanan juga ikut turun," tuturnya.