Menko Airlangga: Ekonomi China Bisa Jatuh 1-2 Persen Akibat Corona

Pemandangan kolam dan jembatan di Yuyuan Garden, Shanghai.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartato mengatakan bahwa wabah virus corona tidak akan berlangsung lebih lama dari wabah virus Severe Acute Respiratory Syndrome atau SARS yang sama-sama berasal dari China.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Kata dia, virus SARS yang mulai muncul pada November 2002, telah berlangsung selama delapan bulan hingga pertengahan 2003. Sementara itu, untuk virus corona diperkirakannya hanya akan berlangsung lebih singkat dari SARS.

"Hopefully, melihat dari prespektif SARS, itu tidak akan memakan waktu lama. SARS memang berlangsung selama delapan bulan, tapi kita harap corona akan lebih singkat," kata dia di acara Mandiri Investment Forum, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Meski waktunya akan singkat, ditegaskannya, virus tersebut diperkirakan banyak pihak akan menjatuhkan ekonomi China tahun ini 1-2 persen dari yang sebelumnya mampu dikisaran enam persen. Sementara ke Indonesia, sekitar 0,1-0,29 persen.

"Dan itu biasanya semuanya ada lagging (jeda) jadi ada waktu lagging. Tiongkok diprediksi secara konsensus ekonomi akan turun 1-2 persen kalau ke Indonesia 0,1-0,29 persen," tegas dia.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Dia menjelaskan, sektor pariwisata memang akan yang paling terpukul karena adanya virus itu. Turis China ke Indonesia sendiri dikatakannya rata-rata tiap tahunnya mencapai dua juta orang.

"Tentu dengan adanya di mana-mana travel warning dan di mana-mana setop turis dari China maka ini akan dampaknya tapi ini akan kita evaluasi dua mingguan," tegasnya.

Sementara itu, dari sisi industri manufaktur, dikatakannya berkaitan dengan supply chain bahan baku. Meski Wuhan merupakan pusat industri otomotif tapi otomotif Indonesia ditegaskan dia, basisnya bukan dari China sehingga dampaknya relatif kecil.

"Yang terkena kemungkinan itu farmasi industri karena sebagian komponen ada di sana dan sekarang mereka memperpanjang libur massal dan ini kemungkinan sampai pertengahan Februari," papar dia.

"Jadi kita monitor saja perkembangan berikutnya. Karena itu mungkin value chain terganggu berkait mereka setop produksi sementara," tambahnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya