Keturunan WNI di Lingkaran Setan Tanpa Kewarganegaraan di Malaysia
- bbc
Akan tetapi permohonan Tuah bin Osman mengangkat Efa ditolak karena usia Efa sudah remaja ketika itu.
Menurut Abdul Rachman, seorang aktivis buruh migran yang mendampingi keluarga Tuah bin Osman, harapan tetap ada dengan melalui tahapan-tahapan, dimulai dengan uji DNA guna merevisi akta kelahiran.
"Bahwasanya bapak adalah ayah daripada anak ini, yang pastinya di Malaysia melalui DNA. Kalau sudah resmi bahwa bapak adalah ayah daripada anak ini maka bapak akan saya dampingi untuk menuntut kepada pihak yang terkait memasukkan nama ayah di sijil kelahiran (akta kelahiran) ini," jelas Abdul Rachman.
Hanya saja uji DNA memakan biaya tidak sedikit, sekitar 4.000 ringgit atau kira-kira Rp13 juta dan fungsi hasil uji DNA itu hanya sebagai bukti pendukung.
Diakui pemerintah Malaysia bahwa proses pembuktian seorang anak berhak mendapat status warga negara atau tidak, memang memakan waktu.
Belakangan Menteri Dalam Negeri Tan Sri Muhyiddin Yassin mengatakan pemerintah telah bertekad mempercepat proses pengurusan kewarganegaraan mereka.
"Itu akan dilakukan sesuai dengan hukum, konstitusi dan prosedur standar yang telah ditempuh selama ini dalam mempertimbangkan pemberian kewarganegaraan.
"Kita tidak bisa membandingkan satu kasus dengan lainnya. Mungkin saja kasusnya mirip tapi sejatinya berbeda. Jadi yang kita perlu lakukan adalah mempercepat prosesnya," kata menteri yang dalam pemerintahan sebelumnya duduk sebagai wakil perdana menteri itu.
Hingga kini belum jelas bagaimana implementasi tekad itu di tataran pelaksanaan.
Adik-adik warga negara Malaysia
Seandainya, Tuan bin Osman selaku ayah Efa Maulidiyah mendaftarkan pernikahannya dengan Asma secara resmi, sebelum Efa lahir, maka nasibnya tentu akan berbeda.
Kedua adik Efa, lahir setelah pasangan itu menikah secara resmi di kota asal Asma, Surabaya.