Kemenhub Genjot MRT Fase Dua pada 2023

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Kementerian Perhubungan akan kembali mengupayakan realisasi pembangunan moda raya terpadu atau MRT, serta lintas rel terpadu atau LRT, guna menambah konektivitas dan integrasi transportasi umum di wilayah Jabodetabek.

Ini Alasan Gibran Langsung Blusukan di Jakarta Usai Dilantik Jadi Wapres

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi berharap, upaya merealisasikan langkah tersebut akan benar-benar bisa diwujudkan dalam beberapa tahun ke depan.

"MRT tahap pertama kan sudah selesai, tahap dua diharapkan selesai pada tahun 2023, yang (rutenya) sampai wilayah Kota dan Ancol," kata Budi di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa 4 Februari 2020.

Netizen Geram Olahraga Pound Fit Digelar di Stasiun MRT, Manajemen Akhirnya Buka Suara!

"Sementara untuk MRT yang wilayah Timur ke Barat, itu kita akan mulai mungkin tahun 2022, dan selesai 2026," tambahnya.

Selain pembangunan MRT, Budi juga mengaku akan terus menggenjot pembangunan inisiatif transportasi lain, seperti misalnya LRT yang juga akan terus dikembangkan.

Gibran Cek Proyek MRT Fase 2 Bareng Teguh Setyabudi dan Menhub Dudy, Ingatkan Ketepatan Waktu

Mengenai rencana pembangunan jalur MRT hingga ke wilayah Tangerang, Budi memastikan bahwa sebenarnya hal itu sudah masuk ke dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek atau RITJ.

"Tetapi, kita lagi teken tentang (masalah) pendanaan. Saya harap ada KPBU (Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha), makanya kita set up rencana itu lebih kongkret, sehingga investor lebih tertarik," kata Budi.

Dia menjelaskan, dana itu bisa diperoleh bila ada konstruksi, seperti misalnya pengembangan transit-oriented development (TOD) yang besar, sehingga calon investor pun bisa lebih diyakinkan.

Mengenai berapa kiranya kebutuhan pendanaan untuk pengembangan jalur transportasi MRT hingga ke wilayah Tangerang itu, Budi menyebut kebutuhan pendanaannya mencapai sekitar Rp20 triliun.

"Kalau jalan MRT itu kira-kira 1 Km (kilometer) Rp800 miliar sampai Rp1 triliun. Kalau di Tangerang, ada 20 Km panjangnya, ya jadi Rp20 triliun," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya