Kisah WNI Penderita Kanker Berjuang dan Bertahan di Australia
- abc
Banyaknya bahan kimia dari pengobatan kanker yang masuk ke tubuhnya juga memicu depresi.
"[Depresi ini] terdeteksi oleh dokternya. Memang [saya] ada perasaan tidak enak sekali. Tiap kali kalau bertemu orang di rumah makan misalnya, rasanya hanya sebentar bisa fokus, sebentar lagi sudah merasa ingin pulang," kata dia.
"Untunglah ada ibu yang membuat saya merasa jadi ada teman."
Setelah dinyatakan bebas dari kanker payudara di tahun 2008, empat tahun lalu, Ratna menemukan bahwa ruas kedelapan tulang belakangnya (T8) telah termakan oleh kanker saat melakukan pemeriksaan CT scan.
"Istilahnya dia bukan kanker ganas walau susah dihilangkan karena sulit untuk melakukan operasi tulang belakang di mana terdapat banyak saraf," katanya.
Ratna Sari Tjiptorahardjo dinyatakan sembuh dari kanker payudara di akhir tahun 2008 dan hingga kini terus melakukan pemeriksaan rutin.
ABC News: Natasya Salim
"Jadi karena dokter menduga ini efek kanker payudara, tipe pengobatan yang dilakukan tetap ke arah pengobatan kanker payudara yaitu dengan obat estrogen dan antidepresan."
Kurang lebih satu setengah tahun yang lalu, Ratna melakukan CT scan untuk memeriksa keadaan tulang belakangnya yang ternyata dalam kondisi tidak baik.
"Ketika CT scan, dokter mengatakan pergerakan tulang saya "hot" atau panas istilahnya. Artinya ada keaktifan [kanker]."
Karena menunda pengobatan, di pemeriksaan tiga bulan setelah menerima laporan itu, ia menemukan tumbuhnya nodul sebesar 2 cm di hati.
Namun, setelah mengonsumsi obat yang diwajibkan dokter selama enam bulan, nodul tersebut telah menyusut menjadi 14 mm ketika diperiksa minggu lalu.
"Ketika ditanya dokter bagaimana perasaan saya sekarang sehari-hari, saya bilang "I"m very happy" karena saya merasa sehat dan kuat untuk menjalankan aktivitas sehari-hari."