Brexit Diprediksi Beri Pengaruh Positif Bagi Indonesia
- VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Mantan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menilai, keluarnya Inggris dari blok Uni Eropa atau yang kerap disebut Brexit akan membawa dampak sejumlah transisi politik dan ekonomi antara Inggris dan Uni Eropa, hingga akhir tahun 2020 mendatang.
"Karena sebelumnya kita termasuk yang khawatir dengan risiko geopolitik dunia, di mana salah satunya adalah soal Brexit ini," kata Agus di kawasan Kota, Jakarta Barat, Sabtu 1 Februari 2020.
Meski demikian, Agus menilai bahwa fenomena Brexit ini jangan sampai menguras perhatian dan kewaspadaan Indonesia sepenuhnya, karena masih ada fenomena global lain yang juga harus dicermati. Karena secara ekonomi, menurutnya risiko Brexit tidak akan separah yang dikhawatirkan sebelumnya.Â
Agus justru melihat bahwa ada sejumlah dinamika geopolitik lain yang harus lebih diwaspadai, karena potensi dampaknya bisa benar-benar dirasakan langsung bagi perekonomian Indonesia. Misalnya seperti masalah perang dagang antara AS-Tiongkok, atau pun risiko geopolitik antara AS dengan Iran.
"Tapi kelihatannya risiko dari Brexit itu tidak seburuk yang kita perkirakan. Jadi yang saya lihat adalah kita tetap waspada dengan ekonomi dunia, adanya geopolitik, dan juga tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia ke depan," kata Agus.
Mengenai apakah ada keuntungan tersendiri bagi Indonesia dengan Brexit ini, Agus pun memastikan hal tersebut. Salah satunya adalah soal upaya Inggris merekonstruksi kembali hubungan perdagangannya dengan sejumlah negara, termasuk dengan Indonesia.
Sebab, akan ada perbedaan hubungan dagang yang positif antara Indonesia dengan Inggris secara langsung, dibanding hubungan dagang yang cenderung konvensional sebagaimana yang selama ini dilakukan dengan Uni Eropa.
"Tentu (akan ada dampak positif). Justru kita melihat bahwa Inggris yang sekarang sudah lepas dari Eropa, tentu dia harus membangun semua hubungan perdagangannya kembali dengan banyak negara. Karena sebelumnya mereka kan dalam satu kesatuan dengan Uni Eropa," kata Agus.
"Jadi hal ini tentu merupakan peluang bagi indonesia, ataupun negara-negara yang selama ini secara konvensional berdagang dengan Uni Eropa. Jadi, ini harus disambut baik oleh Indonesia," ujarnya.