Beijing Siaga 1 Corona, Keluarga Mahasiswa WNI Asal Sulsel Was-was

Kondisi Beijing, China, pada Januari 2020
Sumber :
  • Dok. Muhammad Taufiqurrahman

VIVA – Keluarga besar Muhammad Taufiqurrahman, seorang mahasiswa asal Sulawesi Selatan, yang sedang menempuh pendidikan di China, sangat khawatir sejak virus Corona merebak di negeri itu.    

Kapal Perang China Berada di Perairan Taipei, Militer Taiwan Siaga Tinggi

Ismawan Amir, sang paman, mengaku sempat mengontak Opik-sapaan mahasiswa yang menempuh magister S-2 di China University of Petroleum, Beijing, itu, dan menanyakan kabar.

“Pertanyaan saya ke Opik lewat WhatsApp tentang kondisi di Beijing. Tak berapa lama, ia menjawab sudah mulai siaga satu, om,” ujarnya, Sabtu, 1 Januari 2020.

8 orang tewas dan 17 Luka-luka usai Insiden Penusukan di Sebuah Sekolah di China

Ismawan menyebut, jarak Beijing dan Wuhan relatif jauh. Tetapi, wabah virus itu terus menular ke berbagai daerah, sehingga keluarga besarnya sangat cemas memikirkan nasib Opik.

Opik sempat mengirim video suasana sekitar apartemen tempat tinggalnya. Kondisi kota saat itu sepi. Tak banyak orang keluar rumah. Pemerintah memang mengeluarkan pengumuman agar tetap di rumah.

Bertemu di Beijing, Prabowo dan Xi Jinping Sepakat Perkuat Kerja Sama RI-Tiongkok

Mereka juga mendapat imbauan dari kampusnya berupa pamflet yang isinya berbahasa China, yang isinya mengimbau kepada mahasiswa yang sementara libur agar tidak dianjurkan kembali ke asrama. Jika harus kembali, harus mengisi formulir dan baru kembali setelah kampus menyetujui. Itupun setelah kembali harus diisolasi selama dua pekan.

Persyaratan ini nampaknya khusus mahasiswa yang baru saja balik dari Provinsi Hubei. Kampus juga mengimbau mahasiswa jangan panik. Mereka tetap diminta respons positif jika mengetahui ada mahasiswa lain yang mengalami demam tinggi tiba-tiba.

“Mahasiswa juga dipersilakan untuk sementara meninggalkan China. Mahasiswa dari negara Afrika, Amerika latin, tetap bertahan mungkin karena tiket relatif mahal,” kata Ismawan menirukan pesan Opik.

Selain itu, dia menyampaikan, pemerintah China menutup beberapa jalur ke apartemen. Opik mengirim video penutupan jalan. Semua akses masuk ke residence disatukan di jalur utama. Jadi, hanya ada satu jalan. Polisi juga berjaga di sudut jalan.

Pergerakan orang keluar masuk dari apartemen terpantau oleh polisi. Suasana sepi di sekitar tempat tinggalnya. Warga memilih tinggal di rumah. Apalagi ada himbauan bahwa rumah ibadah, tempat wisata, dan keramaian ditutup sementara untuk menghindari penyebaran wabah virus. Di semua stasiun subway memiliki alat thermal meter. Toko-toko tutup kecuali minimarket.

“Kalau ada orang yang suhu badannya tinggi, disertai batuk dan flu langsung dibawa ke ruang isolasi,” sebut Ismawan.

Opik lahir dan besar di Duri, sebuah desa di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Ia menjadi kebanggaan keluarganya, karena berhasil kuliah di kampus terbaik di Beijing, di fakultas perminyakan, secara cuma-cuma pula.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya