Cerita WNI di Wuhan: Keluar Kamar Beli Makan Saja Sudah Was-Was
- dw
Persediaan Kebutuhan Hidup di Wuhan Terbatas
Erda mengakui tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan pasca diberlakukannya karantina oleh Pemerintah Cina. Menurutnya, aktivitas ke luar apartemen atau asrama terpaksa dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan makanan yang sudah terbatas.
“Kalau di sekitar kota ga berani kita (jalan-jalan), kita keluar kamar buat beli makan saja sudah was-was,” tuturnya.
Erda menuturkan bahwa meski masih ada supermarket yang buka, seringkali para pembeli harus rebutan kebutuhan makanan karena ketersediaannya yang terbatas.
“Yang saat ini dibutuhkan di kampus kami itu, kalau secara kebutuhan pokok kami kurang sayur. Soalnya apa? Kalau misalnya kita telat dikit ke supermarket udah habis, soalnya kita rebutan sayur disana,” ujar Erda.
Tidak hanya kebutuhan pokok seperti makanan, kebutuhan lain seperti masker dan obat-obatan juga ia sebut mengalami kenaikan harga berkali-kali lipat.
“Masker yang biasa yang biru, yang biasanya dipakai di rumah sakit itu aja itu 50 biji harganya 50 kuai atau 50 yuan itu setara hampir seratus ribunya Indonesia. Itu cuma 50 biji doang, normalnya 1 kuai bisa dapat 5 biasanya, jauh banget perbandingannya,” jelas Erda.