Kurangi Defisit Dagang, Mentan Akan Tekan Industri 'Tukang Impor'
- ANTARA FOTO/Jojon
VIVA – Dalam upaya menekan impor produk pertanian dan mengurangi defisit neraca perdagangan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menegaskan, pihaknya akan melakukan langkah pemetaan di berbagai industri dalam negeri.
Yasin menjelaskan, pemetaan itu bertujuan untuk memeriksa dan mengecek industri apa saja yang masih kerap melakukan impor komoditas pertanian, sebagai bagian dari kinerja industri tersebut.
"Saya akan deteksi industri yang bahan baku pertaniannya masih impor, sekaligus alasan kenapa mereka masih mengimpor," kata Syahrul di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 30 Januari 2020.
Target pemetaan ini adalah untuk meningkatkan substitusi produk pertanian impor tersebut dengan menggunakan produk lokal, hingga mencapai sekitar 35 persen di tahun ini.
Hal itu diakui Yasin sebagai bagian dari upaya menata ulang sektor impor di Tanah Air. Salah satu industri yang akan diperhatikan, lanjut Yasin, adalah industri biskuit yang dinilai masih menggunakan bahan baku impor.
"Beberapa bahan baku impor pangan yang masih digunakan industri di antaranya nanas, jagung, pisang, dan telur. Alasannya impor ya karena kualitasnya lebih baik," kata Yasin.
Oleh karena itu, Syahrul berjanji akan meminta kepada para perusahaan di sektor-sektor pertanian, untuk mencari bibit unggul dari komoditas-komoditas yang diperlukan di sejumlah sektor industri tersebut. Agar komoditas itu bisa dikembangkan di dalam negeri sehingga tidak perlu lagi mengimpor.
"Kami juga mengupayakan perusahaan asing yang memproduksi komoditas pangan dengan kualitas baik, untuk berinvestasi di Indonesia," kata Yasin.
"Kami di Kementan telah mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo, untuk memfasilitasi perusahaan yang akan berinvestasi tersebut," ujarnya.