Industri Mamin Waswas Stok Gula Menipis Jelang Ramadan
- U-Report
VIVA – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) khawatir terkait kondisi stok gula rafinasi yang makin menipis menjelang bulan puasa 2020. Karena itu impor harus segera dilakukan guna mengantisipasi sulitnya pasokan gula untuk industri.Â
Ketua Umum GAPMMI), Adhi S. Lukman mengungkapkan, gula rafinasi tersebut dibutuhkan untuk bahan baku industri. Dengan minimnya stok, produksi pun bisa terancam.Â
"Industri makanan dan minuman mendapat info dari AGRI (Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia) bahwa sementara sebagian sudah stop supply," kata Adhi dikutip dari keterangannya, Kamis 30 Januari 2020.Â
Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa sisa stok gula biasa yang ada hanya dapat mencukupi hingga dua minggu ke depan. Bila tak ada pasokan, industri makanan dan minuman atau Mamin akan terdampak dengan berhenti produksi.
"Padahal sekarang persiapan menjelang Ramadan. Dikhawatirkan (akan) pengaruh kepada ketersediaan," tuturnya.
Kementerian Perdagangan diimbau untuk  segera mengeluarkan izin impor gula rafinasi. Sebab lanjutnya, Kementerian Perindustrian juga telah merekomendasikan hal tersebut.
"Saya lupa tepatnya. Harusnya akhir tahun lalu (izin impor keluar). Karena rekomendasi Kemenperin sudah keluar lama, sebaiknya mendag segera mengeluarkan izin impor," tambahnya.
Seperti diketahui, Kemendag hingga kini belum mengeluarkan persetujuan impor gula kristal mentah (sugar raw). Padahal, GAPPMI telah memberikan surat kepada Kemendag pada tengah bulan Januari.
AGRI di surat tersebut dan ditembuskan kepada GAPMMI itu, menyebutkan bahwa pada April 2020 akan terjadi peningkatan kebutuhan GKR. Gula jenis tersebut diketahui sebagai stok bahan baku industri makanan dan minuman.
Sedangkan stok sugar raw juga disebut telah menipis dan sebagian telah habis. Sebab, bila stok AGRI terhenti, maka akan berdampak langsung pada industri makanan dan minuman.