Terisolasi Corona, Warga Inggris Curhat Pemerintah RI Lebih Responsif

Kota Wuhan di China asal virus Corona
Sumber :
  • Sumber: BBC

VIVA – Warga Inggris yang terperangkap di Wuhan, mengatakan respons pemerintah Inggris lambat dan tidak jelas terhadap nasib warganya. Saat ini, hampir 300 warga Inggris diperkirakan terjebak di Provinsi Hubei, tempat Kota Wuhan berada, di mana hampir 80 persen kematian akibat virus corona itu terjadi.

Berita Foto: Ketum Kadin Anindya Bakrie Hadiri State Dinner di Beijing

Tidak jelas, apakah Pemerintah Inggris akan melakukan evakuasi, meskipun Amerika Serikat dan Jepang, sedang mempersiapkan angkutan udara mengevakuasi warganya. Produsen mobil Prancis PSA Group juga mengatakan, akan mengevakuasi karyawannya.

Khan Lambert dari Lancaster, yang bekerja sebagai guru olahraga di Wuhan, menyebut kota itu sebagai kota hantu. Semua operasional pesawat dan kereta api telah dibatalkan sementara sebagian besar kendaraan pribadi dilarang berada di jalan, untuk menekan penyebaran virus.

Prabowo Ungkap Perusahaan Indonesia Kontrak dengan Korporasi China, Nilainya USD 10 Miliar

Lambert mengatakan, kekhawatiran terbesarnya adalah nasib neneknya yang berusia 81 tahun, yang memiliki penyakit paru obstruktif kronis dan berisiko kehabisan obat dalam waktu sekitar satu minggu. 

Staf konsulat di Wuhan, awalnya menghubungkannya dengan dokter untuk menyediakan lebih banyak persediaan, namun dia khawatir obat itu tidak tiba pada waktunya.

Hadiri China Economic and Social Forum 2024, Ketum GP Ansor Addin Tekankan Pentingnya Inovasi

“Saya pikir itu akan memakan waktu lebih lama dari satu minggu untuk tiba, kecuali mereka dapat mengirim melalui saluran diplomatik. Bagaimanapun, ini adalah obat, saya yakin akan menjalani semacam pemeriksaan," katanya, dilansir The Guardian, Rabu 29 Januari 2020.

Nick, seorang warga negara Inggris yang berprofesi sebagai guru di Wuhan, justru memuji perwakilan Indonesia di Beijing yang lebih memperhatikan warganya. Istri Nick adalah orang Indonesia, sehingga dia mengaku keluarganya telah ditawari jauh lebih banyak dukungan dari Kedutaan Indonesia.

“Setidaknya mereka (Kedutaan Besar Republik Indonesia) telah proaktif. Mereka menelepon kami. Mereka telah berusaha keras untuk menjaga kami, padahal pemerintah Inggris belum benar-benar melakukan itu," tambahnya.

Untuk diketahui saat ini Kedutaan Besar RI di Beijing telah membentuk posko di kota Changsa, kota terdekat dari Provinsi Hubei yang hingga kini masih diisolasi karena penyebaran virus corona. 

Pembentukan posko tersebut dilakukan untuk memudahkan pemantauan dan penyampaian bantuan kepada warga negara Indonesia yang terdampak karantina.

Saat ini terdapat 243 WNI di tujuh lokasi, termasuk kota Wuhan di Provinsi Hubei. Koordinasi antara KBRI Beijing dengan Kementerian Luar Negeri Tiongkok dan pemerintah provinsi Hubei terus dilakukan, untuk akses bantuan logistik dan upaya pemulangan WNI ke Tanah Air.

"KBRI Beijing secara bertahap telah menyampaikan bantuan melalui koordinasi dengan mahasiswa di Kota Wuhan, untuk pemenuhan keperluan sehari-hari seperti makanan pokok, alat kesehatan dan alat kebersihan," tulis keterangan KBRI Beijing.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya